https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Review: ‘DOCTOR STRANGE IN THE MULTIVERSE OF MADNESS’ (2022): Saat Cinta Jadi Perusak Semesta

Jumat, 13 Mei 2022
review Doctor Strange 2
Ada yang bilang bahwa kekuatan terbesar manusia itu sekaligus menjadi kelemahan terbesarnya. Masuk akal? Sepertinya iya kalau kita bicara soal cinta.

Emosi paling purba dari kasih sayang yang begitu kuat dan ketertarikan pribadi itu memang bisa menjadi sebuah api semangat, atau titik terlemah seorang manusia. Tak sedikit dari homo sapiens menjelma jadi sebaik-baiknya makhluk Tuhan, atau sebaliknya karena emosi itu. 

Coba tanyakan kepada kita masing-masing, sejauh apakah kita bersedia berbuat atas nama cinta?

Seorang Ayah mungkin akan rela bekerja siang dan malam sampai membanting tulang demi rasa cinta terhadap istri dan keluarganya. Seorang Ibu bersedia menukar nyawanya agar buah hati di dalam rahim yang begitu dicintai dapat terlahir dengan selamat. Begitu pula para prajurit yang tanpa takut meregang nyawa atas nama cinta terhadap Tanah Air.

Dan cinta seperti itulah yang juga dirasakan Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen). Rasa cinta yang besar dengan tujuan sangat sederhana pada awalnya yakni hidup bahagia dengan buah hatinya, mendorong Wanda menjadi penyihir yang bisa dibilang bersekutu dengan iblis, bernama Scarlet Witch.

Wanda, Avengers Terkuat yang Paling Terluka

Wanda Maximoff, Avengers yang Tragis
Wanda berjumpa dengan Stephen Strange usai kejadian Westview
Sejak diperkenalkan oleh MCU (Marvel Cinematic Universe) pada post-credit scene CAPTAIN AMERICA: THE WINTER SOLDIER (2014), Wanda bisa dibilang sebagai tokoh tragis yang sama sekali tak memiliki happy ending.

Dia mengawali langkahnya di jagat MCU sebagai pengungsi Sokovia bersama saudara kembarnya, Pietro Maximoff (Aaron Taylor-Johnson), yang menjadi sukarelawan eksperimen Hydra, dan memperoleh kekuatan chaos magic lewat mind stone. Saat berjibaku melawan Avengers, Wanda harus kehilangan Pietro di AVENGERS: AGE OF ULTRON (2015) akibat ulah Ultron (James Spader).

Menyeberang ke kubu para pahlawan, Wanda pun menjadi anggota baru Avengers. Dalam CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR (2016), Wanda memilih ada di sisi Steve Rogers (Chris Evans) yang membuatnya harus rela berakhir di penjara Raft lantaran membantu sang Captain America itu kabur bersama sahabatnya, Bucky Barnes (Sebastian Stan).

Kebahagiaan tampaknya mulai dirasakan Wanda saat dia akhirnya menjalin cinta dengan Vision (Paul Bettany) di AVENGERS: INFINITY WAR (2018). Namun hubungan asmara dua makhluk berbeda itu berakhir dengan tragis. Wanda terpaksa membunuh Vision dengan sihirnya sendiri demi menghancurkan mind stone agar tak bisa didapatkan oleh Thanos (Josh Brolin).

Sang Scarlet Witch melakukan dreamwalking
Wanda sebagai Scarlet Witch yang melakukan dreamwalk ke multiverse
Hanya saja pengorbanan Wanda itu menjadi sama sekali tak berarti karena Thanos berhasil membalikkan waktu lewat time stone yang diberikan begitu saja oleh Stephen Strange (Benedict Cumberbatch). Thanos menghidupkan kembali Vision dan mengambil paksa mind stone itu, hingga Vision tewas lagi dan Wanda ikut hilang jadi debu lewat peristiwa Blip.
I blew a hole through the head of the man I loved and it meant nothing. Do not speak to me of sacrifice, Stephen Strange ~ Wanda Maximoff
Dalam AVENGERS: ENDGAME (2019), Wanda pun berhasil kembali. Hanya saja apa yang menantinya saat itu bukanlah kebahagiaan, melainkan sebuah dendam dan rasa kehilangan yang menyesakkan.

Tak heran kalau akumulasi dari kehilangan demi kehilangan dari kematian orang-orang yang terpenting dalam hidupnya, membuat mental Wanda tidak stabil. Dalam serial WANDAVISION (2021), Wanda akhirnya menyihir kota Westview di New Jersey menjadi The Hex di mana dirinya hidup bahagia bersama Vision dan kedua putra mereka, Billy (Julian Hilliard) dan Tommy (Jett Klyne).
You break the rules and become a hero. I do it and become the enemy. That doesn't seem fair ~ Wanda Maximoff
Ketika mengetahui kalau apa yang dia jalani hanyalah sebuah realita palsu, Wanda semakin hilang arah. Dalam titik terendah kehidupannya itu, Wanda pun mempelajari sihir hitam lewat kitab terkutuk, Darkhold, dan mengubahnya menjadi entitas mengerikan bernama Scarlet Witch yang memang diramalkan akan menjadi makhluk penghancur semesta.

Terbukanya Multiverse MCU yang Tanpa Batas

Doctor Strange melihat varian Strange Supreme di Earth-838
Doctor Strange di depan patung Strange Supreme di Earth-838
[ PERINGATAN, TULISAN DI BAWAH INI MENGANDUNG SPOILER ]

Kisah dalam DOCTOR STRANGE IN THE MULTIVERSE OF MADNESS (DSMoM) bisa dibilang melanjutkan langsung cerita dalam WANDAVISION dan SPIDER-MAN: NO WAY HOME (2021).

Kalau kalian sudah sangat mengenal kisah dalam komik-komik Marvel, multi-semesta alias multiverse jelas bukan hal yang aneh. Hanya saja bagi penggemar MCU, pelajaran soal adanya semesta lain ini baru benar-benar muncul lewat dua serial yang dirilis pada platform Disney+ yakni LOKI (2021) dan WHAT IF...? (2021).

Seolah tanpa memberikan jeda untuk berpikir, Sam Raimi langsung membuka DSMoM lewat aksi kejar-kejaran Defender Strange dan America Chavez (Xochitl Gomez) yang diburu oleh monster. Bagi pembaca komik Marvel, Defender Strange adalah varian lain Doctor Strange yang berasal dari Earth-11127.

Kala itu di Earth-11127, Strange dan Chavez berusaha memperoleh Kitab Vishanti untuk menghentikan sang monster. Namun usaha itu gagal dan akhirnya menewaskan Defender Strange yang ikut terlempar ke Earth-616 (semesta utama komik dan film Marvel). Hal ini terjadi lantaran Chavez tak sengaja membuka portal multiverse lewat kekuatannya.

America Chavez - Wong - Doctor Strange
America Chavez - Wong dan Doctor Strange di Kamar-Taj
Setelah mengalahkan sang monster gurita Gargantos yang memburu Chavez sampai ke Earth-616, Strange pun bertanya kepada Wanda sebagai sesama penyihir, mengenai multiverse. Terungkaplah bahwa biang kerok yang mengirim monster untuk membunuh Chavez demi memperoleh kekuatan berpindah semesta itu adalah Wanda yang telah menjadi Scarlet Witch. Keinginan kuat Wanda untuk bisa hidup bahagia bersama kedua putranya di semesta lain membuatnya melangkah di jalan villain.
Then it won't be Wanda who comes for her. It will be the Scarlet Witch ~ Wanda Maximoff
Hingga akhirnya demi kabur dari kejaran Wanda yang sudah menghancurkan Kamar-Taj dan tak segan membunuh itu, Strange serta Chavez berpindah semesta dan tiba di Earth-838. Di semesta ini, varian Strange Supreme terpaksa dibunuh kelompok superhero Illuminati lantaran menyebabkan incursion secara tak sengaja, akibat terkena pengaruh gelap Darkhold usai mengalahkan Thanos.

Selama 126 menit film berjalan, Michael Waldron yang bertanggung jawab di skenario memang seolah mengajak penonton ikut berlari bersama Strange dan Chavez. Ditambah sentuhan horror khas Raimi, DSMoM menjelma menjadi film MCU yang bisa dibilang nggak MCU banget.
Wanda di Earth-838
Wanda di Earth-838 saat membantai Illuminati
Aku tak bisa menyalahkan para fanboy dan fangirl MCU yang kecewa berat dengan sentuhan horor Raimi di DSMoM ini. Namun kalau kalian sudah pernah menonton THE EVIL DEAD (1981) atau DRAG ME TO HELL (2009), pendekatan pertarungan yang bukan baku hantam, adu laser, atau tembak-menembak senjata berteknologi tinggi jelas tak masalah. Karena pertarungan yang ditampilkan Scarlet Witch terutama lewat aksi dreamwalk hingga pembantaian para Illuminati, begitu memberikan kesan teror yang mengerikan di layar sinema.

Bagaimana Wanda mengejar Strange dan Chavez, semakin memperkuat bahwa Raimi memang layak menakhodai DSMoM. Sentuhan-sentuhan teror mistis lewat berbagai jumpscare dan adegan-adegan gore yang ditampilkan, membuat Wanda hadir bak hantu penuh dendam, lengkap dengan kaos putih, mata merah dan wajah berdarah.
Every night, the same dream. And every morning, the same nightmare ~ Wanda Maximoff
Sebuah tampilan visual yang tentu tak akan tersampaikan jika Marvel dan Disney tetap mempercayakan Scott Derrickson, atau bahkan membiarkan Russo Brothers, Taika Waititi, Jon Watts hingga James Gunn sebagai sutradara DSMoM ini.

Bisa dibilang Raimi tidak hanya menghadirkan horor sebagai tempelan belaka, tetapi justru melebur di sepanjang film. Namun tenang saja, Raimi masih tetap menyadarkan kita bahwa DSMoM adalah film superhero based on comic character, lewat fighting sequence antara Strange dan Sinister Strange. Para die hard fans komik Marvel mungkin akan merasakan letupan eyegasm yang begitu memanjakan.

Pertarungan Doctor Strange dan Sinister Strange
Jelang pertarungan Doctor Strange dan Sinister Strange demi Darkhold
Lepas dari betapa unik (dan menariknya) Raimi menggarap DSMoM, film ini justru memiliki hole yang bagi sebagian orang sangat fatal. Terutama bagi mereka yang begitu dimanjakan dengan berbagai cameo nostalgia di NO WAY HOME. Ya, nada sumbang bahwa Raimi tidak menggarap Illuminati di Earth-838 secara layak pun ramai bergaung.

Bagi kalian yang tidak tahu, Illuminati sebetulnya adalah kelompok superhero elite. Di mana dalam DSMoM ini berisi Karl Mordo (Chiwetel Ejiofor) yang adalah Sorcerer Supreme, Reed Richards (John Krasinski) sang Mr.Fantastic, Professor X (Patrick Stewart) dari semesta X-Men, Black Bolt (Anson Mount), Maria Rambeau (Lashana Lynch) sebagai Captain Marvel dan kejutan manis dari Peggy Carter (Hayley Atwell) sebagai pemegang shield Captain Carter seperti di serial animasi WHAT IF...?.

Melihat kemampuannya, Illuminati harusnya jadi kelompok superhero mengerikan tapi Raimi dan Waldron justru membuatnya jadi sekelompok amatiran di hadapan Wanda. Para cameo kelas A itu pun tampil sepintas lalu yang dianggap sebagai cacat terbesar Raimi, apalagi jika dibandingkan kehadiran Tobey Maguire, Andrew Garfield, Willem Dafoe sampai Alfred Molina dalam NO WAY HOME.

Namun bagi penggemar komik, menjadikan Illuminati bak tempelan belaka tentu bukan hal yang perlu bikin kesumat, karena itu semua terjadi bukan di semesta utama.

Doctor Strange saat melakukan dreamwalking
Doctor Strange merapal mantra dalam kitab terkutuk Darkhold
Di lain pihak, berbagai shot-shot surealis dan perpindahan visual multiverse yang sangat memanjakan mata juga tak bisa sepenuhnya menutup gaya penceritaan Raimi yang bisa dibilang tidak smooth. Menonton DSMoM seolah membawa kita menaiki mobil berkecepatan tinggi yang berhenti mendadak, berjalan sangat pelan sampai terasa bosan dan kemudian ngebut kembali secara tiba-tiba.

Hasilnya, paruh ketiga film yang dijejali berbagai adegan aksi sang Master of Mystic Arts melawan pemilik chaos magic, termasuk bagaimana Zombie Strange dihadirkan lewat dreamwalk yang membuat Wanda berang dan menyebut Strange sebagai sosok yang munafik, terasa begitu terburu-buru. Pamungkasnya, perubahan arah Scarlet Witch kembali menjadi Wanda seolah tidak sebanding dengan bagaimana runtutnya MCU membangun sang antihero itu.
I’m not a monster, Stephen. I’m a mother ~ Wanda Maximoff
Clea bersama Doctor Strange
Clea datang menemui Stephen Strange di Earth-616
Beruntung perasaan hampa yang terasa betul dijejalkan usai lenyapnya Darkhold dan Scarlet Witch bisa menguap ketika akhir film. Karena Raimi memperkenalkan kita pada sosok Clea (Charlize Theron) calon love interest yang akan menjadi istri Strange di masa depan

Sekaligus kejutan bahwa Strange yang sudah kembali ke Earth-616 dengan selamat itu, membawa oleh-oleh mata ketiga usai mengalahkan Sinister Strange.

I Love You in Every Universe, Stephen Strange

Stephen Strange - Christine Palmer saat masih sama-sama jadi dokter
Christine Palmer dan Stephen Strange saat sama-sama jadi dokter di rumah sakit
Melihat bagaimana MULTIVERSE OF MADNESS berjalan hingga akhir, kegilaan demi kegilaan yang terjadi di berbagai semesta, memang menjadikan sekuel DOCTOR STRANGE (2016) ini sebagai salah satu film terpenting di jagat MCU.

Baik Cumberbatch dan Olsen sama-sama menunjukkan performa terbaik mereka selama bergabung di dunia MCU, sebagai dua orang superhero yang pernah begitu saling bahu-membahu melawan Thanos dan menyelamatkan dunia, tapi akhirnya harus saling baku hantam. 

Bahkan pujian patut diberikan kepada Olsen yang begitu cemerlang menjadikan Wanda sebagai sang scene stealer di sepanjang film, seperti bagaimana Loki (Tom HIddleston) melakukannya di THOR: THE DARK WORLD (2013) atau Thanos berbuat di INFINITY WAR. Setiap dialog, ekspresi, gerak tubuh bahkan suara yang ditampilkannya, Olsen mampu menampilkan spektrum emosi yang cukup lebar dari Wanda ke Scarlet Witch dengan hampir sempurna.

Namun berbagai puja-puji dan pergulatan batin seorang Wanda Maximoff tidak bisa menutupi fakta bahwa ini adalah filmnya Doctor Strange.

Sejak awal film ini dibuka, Raimi sudah mengajak penonton untuk melihat bagaimana pertarungan Strange baik secara fisik maupun mental. Sama seperti Wanda, Strange juga memiliki pergulatan batin lepas dari fakta bahwa dia adalah salah satu superhero yang mengalahkan Thanos dan dipuja banyak orang.

Karena apa pentingnya menjadi penyelamat dunia jika kita gagal memberikan kebahagiaan untuk diri? Jika kita kehilangan hal terpenting sebagai manusia yakni cinta atau sosok yang dicintai?
The best surgeon and the best superhero. But you still couldn’t get the girl ~ Nicodemus West
Pernikahan Christine Palmer
Pernikahan Christine Palmer di Earth-616
Sang love interest sekaligus rekannya sesama dokter, Christine Palmer (Rachel McAdams) itu memilih menikah dengan orang lain saat mantan Sorcerer Supreme itu sibuk menyelamatkan dunia. Kalau kalian sudah menonton DOCTOR STRANGE, tentu bisa dengan mudah menebak bahwa Strange dan Palmer ini sebetulnya adalah dua orang yang masih sangat saling mencintai, tapi harus berhenti lantaran situasi.
Because, Stephen, you have to be the one holding the knife. I always respected you for it. But I couldn't love you for it ~ Christine Palmer
Bahkan apa yang dialami Wanda dengan sampai rela bergabung ke sisi kegelapan demi hidup bahagia dengan kedua putranya, benar-benar dialami Strange dalam episode keempat serial WHAT IF...?. Kala itu, Strange tidaklah kehilangan kemampuan sepasang tangannya, melainkan hatinya lantaran Palmer tewas dalam kecelakaan mobil.

Demi bisa hidup lagi dengan Palmer, Strange menggunakan kekuatan Eye of Agamotto tanpa mengindahkan peringatan sang Ancient One (Twilda Swinton) maupun Wong (Benedict Wong). Bahkan dia mendorong ambisinya itu lebih jauh sampai kabur ke Cagliostro, 
Perpustakaan yang Hilang demi menguasai sihir-sihir kegelapan dan akhirnya mengubah sebagian dirinya menjadi Strange Supreme.

Betapa paralelnya kisah Strange dalam WHAT IF...? dan Wanda dalam MULTIVERSE OF MADNESS sekali lagi membuktikan jika 
manusia rela berbuat jauh, mendobrak batas-batas moral demi sesuatu bernama cinta. Cinta jelas menjadi kekuatan yang sangat besar, tapi juga kelemahan, seperti saat akhirnya sang Scarlet Witch menyerah lantaran sadar kedua buah hatinya di semesta lain itu begitu ketakutan melihatnya.

Sebuah hal yang menyesakkan bagi para superhero. Bahwa memang tak selamanya kebahagiaan menanti usai berhasil mengalahkan musuh dan menyelamatkan dunia. Bahkan banyak di antara mereka yang harus rela mengorbankan hal terpenting dalam hidupnya, demi alam semesta.
Just because someone stumbles and loses their way, doesn’t mean they are lost forever ~ Professor X
Beruntung Strange dalam MULTIVERSE OF MADNESS tidaklah sampai kehilangan jati dirinya. Meskipun memang dia bisa saja goyah dengan ajakan Wanda untuk hidup bahagia dengan Palmer di semesta lain dan akhirnya berpeluang merusak tatatan waktu dan alur semesta, seperti yang telah dilakukan Sylvie (Sophia Di Martino) saat membunuh He Who Remains (Jonathan Majors) di ending LOKI.

Perjumpaannya dengan Palmer di Earth-838 yang telah menjadi ilmuwan Baxter Foundation itulah yang menjadi penyadar dalam pergulatan batin Strange. Meskipun terasa begitu singkat, Strange tahu bahwa seluruh hatinya masihlah memuja Palmer bahkan di setiap universe. Hanya saja dia sadar kalau kisah mereka tak akan pernah bisa menyatu dan melepaskan adalah jawaban terbaik.
perjumpaan terakhir Strange dan Palmer di Earth-838
Perjumpaan terakhir Stephen Strange dan varian Christine Palmer di Earth-838
Takdirnya untuk menjadi kekasih Palmer telah menguap semenjak dia memasuki Kamar-Taj dan terpilih sebagai Sorcerer Supreme yang mendiami New York Sanctum. Ini bukan perkara dirinya atau Palmer yang menyerah, tapi mengenai sebuah hal yang lebih besar yakni keselamatan umat manusia. 

Sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh manusia-manusia yang disebut sebagai superhero.

Apapun itu, we love you in every universe, Stephen Strange.
I love you. I love you in every universe. It's not that I don't want to care for someone, or have someone care for me. It's just I get scared ~ Stephen Strange

Author

Arai Amelya

I'm a driver, never passenger in life

  1. Duhhh Aku mau nonton males banget lihat antriannya yang bikin ngga semangat. Banyak yang nungguin sih emang filmnya. Ngebaca tentang Wanda, kok sedih banget ya... derita tiada akhir banget sih ini.
    Bakalan nonton nih minggu minggu ini karena udah baca reviewnya

    BalasHapus
  2. Menurutku Wanda satu satunya superhero marvel yang jalan hidupnya paling naas. Masa kecil yang suram karena ortunya meninggal akibat perang, terus udah gede di sabotase sama kelompok jahat, aku lupa namanya, hehe. Terus ketemu vision eh malah ditinggal mati. Terus jadi depresi karena khayalan sendiri akan punya anak. Akhirnya di film doctor strange meledak lah semua emosinya. Terutama keinginan terbesar untuk punya anak. Sad. Tapi over all, film strange ini satu satunya film Marvel yang aku tunggu. Suka banget sama aksi nya yang berwibawa dan kalem gak rusuk kayak Spiderman, hehe. Penasaran nih sama kelanjutannya yang dia berubah jadi bermata tiga. Hhhmmm.....

    BalasHapus
  3. Reviewnya keren sih ini mbak Arai.. mau nonton tapi ga bisaaa harus ada yang jagain krucil2..

    BalasHapus
  4. Setelah nonton Spiderman: No Way Home di akhir film tersebut ada trailer tentang film Doctor Strange ini. Luar biasa keren sih Doctor Strange Multiverse of Madness ini, Strange yang jahat kelihatan lebih badass dan keren dengan gaya kostum serba hitam. Gasabar sih pengen nonton tapi tempat saya gaada bioskop, jadi harus sabar nunggu rilis di Disney plus.

    BalasHapus
  5. Penasaran pengen nonton ini juga tapi nunggu tayang deh di Disney hotstar wkwkkw gak tahu kapan tapi. eh belum nonton Wanda Vision juga, kudu nonton itu dulu ya?

    Film-filmnya Marvel terbukti enggak pernah gagal, dari special effects-nya juga aku suka.

    Aku suka banget kalimatmu Mot: Emosi paling purba blablabla itu apiik euy bikin novel sana gih! Diksimu keren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menurutku sih lebih enak emang nonton WandaVision dulu, jadi kita bisa kebawa emosinya Wanda, kenapa ngotot pengen pindah universe. Tapi kalau emang skip serial itu, masih bisa dipahami kok.

      Wmwkwkwk, akutu kebanyakan alasan buat nulis novel, alias males. Tapi makasih masukannya mbaa, mwach.

      Hapus
  6. hua belum nonton filmnya, semoga segera bisa nonton niy, lihat thrillernya keren banget

    BalasHapus
  7. Selalu punya kepingan puzzle dalam setiap seri pahlawan Marvel ini. Kalau enggak ngikutin kepingan demi kepingan biasanya ada yang miss atau bingung, kenapa dia sudah jadi begitu. Mmm, ceritanya menarik dan agak jlimet, tapi tetap penasaran mau nonton. Semoga bisa nonton doctor Strange multiverse of madness ini

    BalasHapus
  8. Keren banget nih film Doctor Strange, aku sampe takjub melihat adegan demi adegan yang bikin deg degan. Apalagi saat Wanda beraksi sampai menjadi monster yang mengerikan.... takjub sama sutradaranya yang hebat banget menciptakan film yang kadang membuat nalar ini harus berpikir...mungkinkah hal ini juga terjadi di kehidupan nyata? Kerreeeen mbak reviewnya...

    BalasHapus
  9. Wah aku jadi penasaran ada berapa sebenarnya universe di Marvel ini? Apakah film Marvel ke depannya akan selalu mengusung konsep multiverse ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, kalau berdasarkan komilknya, setahuku ada 161 universe di Marvel. MCU yang kita tonton awalnya disangka Earth-19999 (pernah dibahas di komiknya. Tapi sejak DSMoM, sepertinya fix jadi Earth-616 (ditegaskan oleh ucapan Palmer varian Earth-838) yang adalah universe utama dalam komik Marvel

      Apakah ke depannya mengusung konsep multiverse? Besar kemungkinan iya. Bisa keliatan dari series yang dirilis kayak WandaVision, LOKI, what If...? dan next movie mereka, ANT-MAN THE QUANTUMANIA bakal ngehint Kang the Conqueor sbg next main villain, itu semua tulang punggungnya multiverse.

      Hapus
  10. Sedih banget sih kisah Wanda ini. Apalagi setelah ditinggal mati si kembarannya. Kayak hidup kita yang ditinggal saudaranya. Plus hidup tanpa arah sebelum bergabung dgn Avengers. Duh jadi ngga tahan pingin ke bioskop deh buat lihat keseruan Doctor Strange ini. Pasti banyak spoiler buat keseruan sekuel dan lanjutan utk film lainnya.

    BalasHapus
  11. Miris banget ya kisah hidupnya Wanda ini.. Penuh dgn pengorbanan dan kegetiran hidup. Pengen nntn tapi pengen ada temannya, soalnya bnyk alir yg lupa.. Hoho

    BalasHapus
  12. Review panjang yang bikin aku narik napas panjang juga. Kasihan ya Wanda. Kapan dia bisa bahagia?
    {ikir-pikir, untung juga ya kita jadi manusia biasa. Kekuatan super butuh pengorbanan super juga.

    BalasHapus
  13. Ah baca reviewnya aja aku udah menikmati sekali ni film. Apalagi kalau nonton langsung yaa.. Film sejenis avangers ini kesukaan aku banget. Dulu rela begadang demi nonton ini di bioskop movie. Hehe

    BalasHapus
  14. Mengharukan dan visual effect sangat memukau dan dahsyat. Pingin banget nonton cuman ya gitu ekonomi masih perlu ditingkatkan.

    BalasHapus
  15. Aku jadi pengen nonton filmnya nih. Bagus banget yaa visual effectnya, sudah terlihat di trailernya filmnya pasti seru banget

    BalasHapus
  16. Seru ya kayaknya film DOCTOR STRANGE IN THE MULTIVERSE OF MADNESS. Baca review-nya ada tegang ada mengharukan. Noted deh pengen nonton jadinya, penasaran euyyy...

    BalasHapus
  17. Jadi film-film yang disebutkan judul ya itu masih nyambung yaa dengan film dr strange ini? Bahkan ke film Spiderman juga? Berarti harus nonton film-film yang sebelumnya dulu apa gak perlu ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rekomendasiku sih nonton WandaVision aja, biar kerassa banget sama emosinya Wanda yang kehilangan pasangan dan anak sampai akhirnya salah arah. Tapi emang kalau mau tahu lebih dalam cerita soal Doctor Strange dan multiverse, emang kudu nonton banyak sebelumnya hehe

      Hapus
  18. Daku belum nonton filmnya, hanya memang udah ramai reviewnya daku lihat di temlen medsos.
    Nunggu waktu yang tepat biar nontonnya asik

    BalasHapus
  19. Aku sudah nonton film ini
    Emang kasihan ya Wanda
    Semua sakit yang dideritanya akhirnya melahirkan dendam
    Tapi untungnya di ending cerita dia sadar

    BalasHapus
  20. Suka sama quote ini : Just because someone stumbles and loses their way, doesn’t mean they are lost forever ~ Professor X *team kasihan sama Wanda :(((

    BalasHapus
    Balasan
    1. Samaaa, ini quotes juga pernah diucapin di film X-MEN: DAYS OF FUTURE PAST (2014), salah satu film superhero favoritku dan aku suka banget sama Professor X sejak X-MEN (2000) 😍😍😍😍

      Hapus
  21. Wah lengkap banget alur ceritanya dari awal pe akhir. Kayaknya aku jadi deh mau nonton ini sama suami. Tapi kalau ajak anak-anak recomended ga ya? Atau jangan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh jangan kaaak. Ini ratingnya PG-13. Anak dan remaja di bawah 13th butuh pengawasan. Genrenya horor, banyak adegan gore dan jumpscare hehe

      Hapus
  22. Memahami kisahnya kudu tahu ceritanya dari awal sampai sekarang yaa..
    Ini yang bikin film-film Marvel selalu digemari dan dinanti. Karena teruusss aja ada idenya yang sambung menyambung, meski sutradara atau penulisnya berganti.
    Bener-bener masuk ke dunia metaverse.

    BalasHapus
  23. Senang banget akhirnya bisa baca ulasan kisah film ini. Jujur saja kalau nonton apalagi di bioskop, saya tuh gak mungkin. Mengingat di kabupaten Cianjur ini gak ada bioskop hehehe...
    Paling bisa nonton kalau udah lama dan itu entah kapan entah dimana. Terimakasih ya jadi dapat bocorannya sebagian

    BalasHapus
  24. Doctor strange ini yang beberapa waktu belakangan ini ramai diperbincangkan di twitter kayaknya ya. Membaca ini kok kayaknya film ini seru. Menghibur banget.

    BalasHapus
  25. Waah aku ga ngikutin film filmnya tapi baca ulasannya menarik sekali. Jadi pengen nonton juga..

    BalasHapus
  26. Aku kemarin nyaris nonton film ini, tapi batal gara2 ga ngikutin beberapa pelem sebelum2nya.. tpi kayaknya after baca ini jadi pengen nonton aja..walau sebelumnya ga pernah nonton haha

    BalasHapus
  27. Buat yang pernah nonton dr strange yang pertama, rasa-rasanya nggak boleh ngelewatin deh buat nonton yang sekarang ini. Super Heronya Marvel emang menarik-menarik sih untuk di tonton. Karena ada sisi komedi yang menggelitik yang bikin ceritanya jadi lebih berwarna.

    BalasHapus
  28. Belum nonton kok jadi pengen nonton. Cuma sayangnya anak anak belum bisa kutinggal kalau di Surabaya. Hmm kapan kapan deh nunggu di aplikasi nonton aja kali aja bisa.

    BalasHapus
  29. Dulu mayan suka film2 Marvels, tapi entah kenapa sekarang udah nggak terlalu minat. Tapi baca review ini kok jadi pengen nonton juga. Apalagi kalau di bioskop dengan layar lebar dan speaker besar.. pasti asyik banget.

    BalasHapus