https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Review 'MULAN' (2020): Usaha Benci dan Cinta untuk Disney

Senin, 14 September 2020
Review: MULAN (2020)

Tentu sudah pasti kecewa saat MULAN, film yang begitu saya nanti-nantikan di bioskop, tak bisa terwujud karena pandemi Covid-19. Disney memutuskan merilis MULAN (2020) langsung di layanan video streaming online milik mereka, Disney Plus. Tapi mau gimana lagi, daripada banyak mengeluh, saya mencoba menerima kekecewaan itu dengan tetap menontonnya.

Seperti yang bisa ditebak, premis MULAN versi tahun 2020 ini masih cukup setia dengan MULAN (1998). Kalau kalian menonton film animasinya, tentu tak butuh spoiler sudah pasti bakal tahu ending-nya. Hanya saja perbedaan mulai muncul saat tokoh Mulan (Liu Yifei) bukanlah bernama Fa Mulan, tapi Hua Mulan. 

Absennya Mushu (Eddie Murphy) sempat bikin saya kaget, tapi waktu Disney menjelaskan bahwa MULAN (2020) ini berdasarkan dongeng masyarakat China, The Ballad of Mulan, tentu akan berkesan jauh lebih serius daripada MULAN (1998). Lupakan jauh-jauh soal naga cebol berwarna merah yang sangat kocak, atau jangkrik biru pembawa keberuntungan, karena itu tak akan muncul dalam MULAN kali ini.

Baca juga: Pengalaman 12 Kali Steril Kucing Dalam Setahun

Dan oh iya, kalau kalian begitu jatuh hati dengan Kapten Li Shang (BD Wong), si ganteng itu juga tak ada di MULAN. Disney mengubah love interest Mulan dari Li Shang ke Chen Honghui (Yoson An) yang percayalah, dia sangat ganteng dan bersuara berat. Terakhir, MULAN (2020) menjadi titik pertama Disney menggarap live-action based anime yang sama sekali tak memiliki adegan sang Princess bernyanyi. Ya, tak ada adegan Mulan menghapus riasan makeup dengan latar lagu Reflection yang sangat saya sukai itu.

Kejutan tentu saja ada pada sosok villain yang berubah dari Shan Yu (Miguel Ferrer) ke Bori Khan (Jason Scott Lee), pemimpin prajurit Rouran yang punya dendam ke Kaisar Tiongkok (Jet Li). Bukan hanya para pemberontak, Mulan kali ini juga harus menghadapi Xianniang (Gong Li), siluman elang yang cantik rupawan.

Gong Li sebagai siluman elang
Such a waste of beauty, Disney...

 Asli, kalau gada Liu Yifei, alasan saya nonton MULAN mungkin karena tante Gong Li.

Lalu, Apakah Filmnya Menarik?

MULAN (2020)

Jujyur, ketika usai untuk kali pertama menonton MULAN di HP, saya menangis. Literally crying.

Anggaplah saya terlalu sensitif, memang. Saya rasa, saya terbawa euforia dan nostalgia sebagai perempuan yang sejak kecil sudah menonton film animasi Disney. Saya seperti kembali lagi menjadi anak kecil di tahun 1998, waktu menonton film kartun MULAN kali pertama bersama Ibu dan saudara saya. Impact-nya sama, saya kembali jatuh hati dengan Mulan, Puteri Disney favorit saya.

Yifei membawakan peran Mulan begitu cantik dan saya begitu puas dengan kemampuannya bertarung dengan tombak, pedang, panah atau jumpalitan kungfu. Dua kali saya menonton ce Yifei di film Wuxia yakni THE FORBIDDEN KINGDOM (2008) dan THE ASSASINS (2012) membuat saya tahu kalau Yifei tak cuma luar biasa cantik, tapi punya keahlian kungfu. Tidak heran sih kenapa mantan pacar Song Seung Heon itu akhirnya kepilih untuk berperan sebagai Hua Mulan.

Jet Li sebagai Kaisar China
Jet Li yang banyak duduk dan berbincang datar

Ada dua kekecewaan yang membuat saya gemes dalam pembangunan karakter MULAN (2020). Pertama pada karakter Gong Li (akhir karakternya benar-benar bikin emosi) dan Jet Li (ya, Jet Li ikutan main) sebagai Kaisar China yang sungguh tak ada greget sama sekali. Tolong lah itu kumis Jet Li, dibuang saja tidak masalah.

Baca juga:  Berkunjung ke Istana Pagaruyung, Replika Sejarah Abadi Suku Minangkabau

Lantas bagaimana dengan kisah cinta Mulan?

Adegan Mulan mandi di danau
Semulus itu dan Honghui tak sadar jika Mulan adalah wanita?

Disney sepertinya tak memberi porsi terlalu besar di sini. Dibandingkan Li Shang, Honghui tampak masih malu-malu tapi mau untuk mengungkapkan perasaannya. Tapi beberapa adegan saat Honghui dan Mulan bersama, sempat bikin baper. Mulai dari saat mengikuti Hua Jun (identitas samaran Mulan) mandi di empang waktu malam, curhat soal perjodohan di dalam tenda, tarung tombak sama Mulan, melawan musuh dan meminta Mulan pergi menyelamatkan Kaisar sampai di adegan akhir ketika Honghui berjabat tangan dengan Mulan.

Adegan akhir MULAN (2020)
Take my hand...take my whole life too koh Honghui
 

Sungguh Disney tidak memberikan asupan percikan asmara. HONGHUI NEED A JUSTICE, DAMN!

Jadi, Filmnya Emang Patut Ditonton Ya?

Dengan harga premium access di Disney Plus yang berkisar Rp300-400 ribu, menurut saya MULAN (2020) ini overrated

Sebagai seorang perempuan yang dibesarkan dengan kartun-kartun Disney sejak kecil, saya akan dengan lantang berujar kalau bersedia tetap menonton MULAN (2020) di bioskop jika pandemi Covid-19 ini berakhir. Namun sebagai seorang penggemar film, saya tak bisa melupakan fakta bahwa MULAN (2020) sangat mengecewakan.

Buat saya, budget yang digelontorkan Disney sebesar US$200 juta (sekitar Rp2,9 triliun) itu seperti sia-sia hanya untuk membayar Yifei, Gong Li, Donnie Yen dan Jet Li saja. Untuk ukuran film blockbuster, tampilan camp pelatihan prajurit Komandan Tung (Donnie Yen) tampak cukup sepi. Apalagi ketika adegan beralih ke Istana Kaisar, jelas tidak memperlihatkan suasana yang ramai. Jangan bahas Jet Li di sini, karena dia tampak seperti seorang Kaisar tua dengan ekspresi datar yang tidak punya semangat untuk menyelamatkan Tiongkok.

Mulan (2020)
Apakah rahasia rambut indah Yifei di medan perang?

Lagi-lagi kalian yang sering nonton film kolosal China, jelas akan cukup kecewa dengan apa yang disuguhkan sutradara Niki Caro ini. Saya pun tak menyalahkan ketika banyak review buruk berkembang di kalangan netizen, yang merasa kecewa pada MULAN (2020). 

Studio sebesar Disney seperti salah menyewa konsultan budaya China, karena suasana China hanya terasa dari lentera-lentera merah dan tampilan Asia para karakternya. Disney harusnya lebih cerdas dengan menggunakan jasa sineas asal China, agar MULAN (2020) dapat menjadi film kolosal yang tidak hanya manis dipandang, tapi juga terhanyut pada jalinan kisah tiap-tiap karakter yang ada.

Namun kembali lagi seperti yang sudah saya tegaskan sebelumnya, MULAN (2020) bagi saya yang adalah seorang Disney-oriented, sangat layak ditonton. Saya pun penasaran dengan rahasia haircare mbak Yifei, yang rambutnya tetap cetar membahana sekalipun di medan perang.

MULAN (2009) Tetap yang Terbaik 

MULAN (2009)
The best Mulan!

Di tengah usaha saya untuk tetap menghargai babak belurnya MULAN (2020) sebagai bentuk penghargaan untuk Disney, saya tak bisa menampik kalau MULAN: RISE OF WARRIOR (2009) tetaplah yang terbaik dalam mengusung sosok Mulan. Dalam MULAN: RISE OF WARRIOR, kita bisa melihat sosok Mulan yang begitu tangguh tapi tak melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan.

MULAN: RISE OF WARRIOR mengusung kisah sesungguhnya dari The Ballad of Mulan. Dimainkan sangat apik oleh Zhao Wei, Mulan di MULAN: RISE OF WARRIOR menghabiskan waktu 12 tahun di medan perang untuk mengalahkan suku pemberontak Rouran yang dipimpin oleh Mendu (Hu Jun). Di medan perang itu pula, Mulan bertemu dengan sang love interest, Wentai (Chen Kun) yang adalah putra dari Kaisar Wei (Sun Zhou). Meskipun akhirnya kisah cinta mereka tak bersatu.

Baca juga: Air Terjun Watu Ondo, Si Kembar Cantik di Kaki Gunung Welirang

Dibandingkan MULAN (1998) atau MULAN (2020), MULAN: RISE OF WARRIOR begitu penuh dengan kekerasan medan perang. Kalian akan melihat bagaimana Mulan yang terlahir sebagai perempuan, bisa berubah menjadi seorang Jenderal berdarah dingin dan begitu dihormati bawahannya. Tak ada lagi lagu-lagu Reflection, tak ada adegan rambut panjangnya terurai saat perang, karena Mulan hanya memikirkan prajurit, bangsanya dan tentunya Wentai. kalian cuma bakal disuguhi prajurit-prajurit kotor, penuh darah dan ketegangan medan perang yang tentunya sangat China sekali.

Singkat kata, MULAN: RISE OF WARRIOR memperlihatkan secara lugas bagaimana sosok Mulan, pahlawan perempuan kebanggaan bangsa China itu sebetulnya. Jingle Ma bertindak begitu memuaskan sebagai sutradara yang membuat MULAN: RISE OF WARRIOR jelas ada di tingkat yang lebih atas daripada MULAN (2020). Karena memang Meskipun Wentai tidak seganteng Honghui atau Zhao Wei tidak semulus wajah Yifei di medan perang, MULAN: RISE OF WARRIOR buat saya tetap jadi karya sempurna untuk melihat Mulan.

Jadi bagi kalian yang ingin menonton MULAN (2020), tontonlah hanya di Disney Plus. Kalau tak ingin bayar mahal dan berujung kecewa, tunggu saja sampai bulan Desember nanti karena akan tersedia secara gratis. Namun sama-sama mari berdoa agar pandemi usai, supaya dapat menikmati aksi tarung dan landscape Tiongkok yang mantap dipandang dalam MULAN (2020), langsung di bioskop.



Author

Arai Amelya

I'm a driver, never passenger in life

  1. Wah tulisannya daging banget. Saya memang bukan penikmat film, tapi mau kok nobar ntar Desember.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, terimakasih sudah mampir ke rumah baru saya kak. Aamiin, semoga segera kelar ini semua. Desember ini baru bisa dilihat di Disney Plus, entah di Indonesia, suram

      Hapus
  2. Kan kan jadi penasaran pingin nonton juga niiih... Ayolah nonton di bioskop aja... Tapi kapan bukanya ya bioskop huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

      Hapus
    2. Gosipnya September, eh mau habis mundur lagi. Kayaknya emang kapan bioskop buka ini kayak jadwal kapan hati saya nerima sosok yang baru deh, kak

      Hapus
  3. Kl gitu saya tggu desember aja hehe
    Banyak yg kecewa memang, makanya saya gak begitu semangat nontonya, jd tggu di bioskop aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti bulan Desember ini rilis gratis di platform Disney Plus. Kalau kabar tayang di bioskop Indonesia enggak tahu, semua suram karena Covid-19 😥😥😥

      Hapus
  4. Baru tau saya dengan film ini jujur tapi setiap film Korean luar biasa dengan alur dan peran tokoh tokoh yang memukau, walaupun disini bilangnya Mulan 2009 terbaik semoga 2020 juga ga kalah nanti ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini film Disney kak, Hollywood. Pemerannya kebanyakan keturunan China. Mirip sih emang saja orang Korea hehe

      Hapus
  5. oh itu si raja teh jet li, hihihi kok aku gak ngeh ya, hahahaha. reuni-an dong ya sama si kapten tentara,. dulu kan mereka rajin maen bareng di film tai chi master atau kunfu master yang sampai berjilid jillid itu.

    btw, saya sih bukan penggemar kartun disney. nonton mulan yang kartunnya aja belum. tapi, sebagai pemula, waktu saya nonton mulan (2020), kok kurang greget ya. dramanya terasa datar, tapi aksi silatnya lumayan lah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, iya banyak yang gak ngeh memang kalau si Kaisar China itu Jet Li. Harusnya ada ya kak adegan Jet Li dan Donnie Yen tarung bentar, sekadar nostalgia mwkwk.

      Bener, banyak yang anggap kurang greget sih, sedikit mengecewakan. Nggak tahu juga kenapa Disney bisa kedodoran, sayang ini padahal salah satu most-anticipated movie tahun ini

      Hapus
    2. aku malah berharap sisi mulan yang akhirnya menemukan jati diri nya waktu terlempat si gong li di es itu lebih greget gitu.....ini kok rasanya datar ya. padahal kan itu moment penting

      btw, aku fans berat Jet Li, semua film dia aku udah nonton. mulai dari SD kelas 3 gitu ya, hahahaha ketauan deh angkatan berapa?? wkwkwkwkwk.

      Hapus
  6. Aku sebelumnya nggak paham sama sekali dengan film Mulan manapun. Baik yg tahun 1998, yg 2009, dan pas ada trailer di YouTube yg Mulan 2020 pun nggak terlalu kepo.

    Setelah baca ulasan ini, aku langsung penasaran dong. Pengen ngorek yg 2009 kaya apa dan pengen bandingkan sama yang 2020.
    Pengennya sih nonton di bioskop. Semoga aja bisa ya... kalau ngga, ya.. cari jalan lain menuju Roma deh.. hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau dari opini saya, kesannya beda pas nonton MULAN (2020) dan MULAN (2009). Yang versi tahun 2009 lebih kelam, lebih serius, lebih tegang juga. Bahkan pemilihan tone warna di film lebih dark daripada yang Mulan versi Disney, begitu cerah mulai dari baju para prajurit sampai dekorasi di Istana Kaisar.

      Aaamiin, saya juga berharap semoga bioskop segera buka. Tetep penasaran soalnya pengen nonton MULAN (2020) di layar lebar

      Hapus
  7. Menanti-nanti sangat film ini. Terlebih setelah tahu drama chinanya. Keren banget pasti ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal nih ya ngarep banget ada best scene romantisnya juga hehehe

      Hapus
    2. Tetep wajih tonton sih kk menurutku. Apalagi kalau yang nonton versi kartunnya tahun 1998. Sinematografi MULAN (2020) memanjakan mata banget. Terutama si Mulan, cakep banget dah jadi cowo atau cewe

      Hapus
  8. Tiap liat Yifei sekilas kayak Chef Renatta, huhu maafkan salfokku yang keterlaluan. Tapi, film Mulan ini termasuk yang kutunggu-tunggu karena secara pribadi saya juga suka kisah-kisah princess Disney. Tapi setelah baca ini jadi takut kalau ikut membandingkan sama yang lalu-lalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaah, iya kk. Waktu pertama kali sosok teaser poster MULAN (2020) dirilis, saya pun salfok Yifei mirip bgt chef Renatta. Cantiknya tangguh, cuma si Yifei lebih lembut. Paling mirip Renatta sm Seo Ye Ji sih menurutku mwkwkwk.

      Tetep nonton aja kk, menghibur kok. Mungkin krn saya suka Zhao Wei, jdi gimana2 bandingin Yifei sm Zhao Wei

      Hapus
  9. Saya justru lebih suka plot cerita yg gak terlalu plek ketiplek sama animasi kartunnya mba. Sama saja dulu seperti kartun Cinderella yang diremake jadi live drama Ever After. Tokoh pemerannya Drew Barrymore sebagai Cinderella dan Dougray Scott sebagai Pangeran Henry yang ganteng bangetttt karena mereka berdua masih muda waktu itu. Jalan ceritanya lebih logis, tapi benang merah ke versi kartunnya tetap dapat. Sukses deh itu jadi salah satu film remake Cinderella tersukses sepanjang masa menurut saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beberapa live action Disney udah pakai formula ini sih. ALADDIN (2019) contohnya, Jasmine digambarkan lebih strong dan jadi sultan. Atau mungkin MALEFICENT (2014) dr kartun Sleeping Beauty, yg ternyata menyayangi sang puteri.

      Ahiya EVER AFTER (1998) emang baguus, lebih realistis. Tapi saya lebih suka A CINDERELLA STORY (2004) sm INTO THE WOODS (2014) sih kalau sama2 ngusung kisah Cinderella

      Hapus
  10. Saya sih masih suka yg versi kartun Disney lebih asyik. But saya masih penasaran dengan versi realnya ternyata banyak perbedaannya, ada perubahan di setiap seannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih memorable ya koh kalau versi kartun, nostalgia tipis2. Semoga saja bioskop segera buka sih biar bisa lihat MULAN. Kalau mentok pun, nonton aja di platform Disney Plus secara gratis, bulan Desember nanti, hehe

      Hapus
  11. Jujur. Pas pembukaan saja sudah sangat mengecewakan. Beberapa adegan serasa dipaksakan. Beberapa pergerakan sangat jelas terlihat alat bantu dan kaku banget.

    Cerita juga gak jelas. Aku malah jadi sangat tertarik dengan gongli. Perannya justru sangat apik namun sekali lagi ceritanya aneh dan sangat gantung.

    Semua serba nge gantung deh. Hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya adegan pas Mulan masih kecil dan penyerbuan suku Rouran memang kurang maksimal, untik film blockbuster sekelas Disney.

      Mungkin emang pangsa pasarnya untuk cewe2 yg hidupnya sangat Disney banget. Tampilan cerah, ceria, memanjakan mata, cantik dan tampan. That's it, urusan plot kedodoran yasudah laah semua juga paham kok kisah Mulan kek gimana mkwkw

      Hapus
  12. Mahal juga, 300 an ribu.
    Saya nunggu Desember aja deh. Semoga aja pandemi segera berakhir, biar bisa nonton di bioskop. Nonton di layar lebar kan lebih asyik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, satu2nya jalur legal nonton ya di platform Disney Plus. Bayar segitu mkwkwkw. Desember nanti baru diobral sama Disney haha. Saya juga berharap pandemi kelar, meskipun di bawah ekspektasi, pengen aja nonton di layar lebar

      Hapus
  13. Saya tahunya Mulan dari postingan teman-teman blogger, Mulan 2019 dan 2020 benar-benar gak tau. Saya kemana aja ya selama ini? Btw, jadi Mulan ini besutan Disney ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mulan yg dari Disney ini emang salah satu Princess mereka. Pertama kali muncul di film kartun MULAN (1998). Nah si MULAN (2020) ini versi manusia/live action dr film kartunnya, cuma dibuat lebih serius dengan menghilangkan unsur musikal dan karakter dongeng.

      Kalau yg MULAN (2009) itu asli bikinan Tiongkok. Diambil dari kisah nyata Mulan menurut rakyat China. Jadi jauh lebih kelam, dalam dan nyata. Saya paling suka versi China asli sih, hehe

      Hapus
  14. Saya termasuk yang sangat menunggu Mulan (2020), tapi langsung berniat menunggu gratisannya setelah baca beberapa review yg semuanya kurang positif, haha. Asli ikutan kecewa padahal belum nonton. Padahal kalau di trailler-nya kayak oke banget loh, di luar pesona si Mulan. Bayanganku Jet Li juga bakalan ambil peran banyak. Eee taunya kok gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya, trailernya emang keren. Sedih sih ni film kontroversi mulu isinya. Mkwkw, sama pas lihat Jet Li cuma begitu dan begini, jadi geregetaaan

      Hapus
  15. Dan ada fun fact loh kak bahwa film ini di ambil atau syutingnya di daerah XIN JIAN yang mana itu berlokasi tempat umat muslim XIN JIAN dan mulan ngambil syuting di situ. Sekarang orang banyak seluruh dunia protes dan boikot film mulan ini.. dan saya dapat berita atau fakta ini di google

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sempat denger rumor ini sih, meskipun berita terbaru petinggi Disney bilang kalau MULAN semua syutingnya di NZ. Tapi curiga krn di bagian kredit film berterimakasih ke pemerintah Xinjiang dan keamanan Turpan.

      Belum lagi kasus Yifei sm Donnie Yen yg bela kepolisian Hong Kong. Apes banget sih emang MULAN...

      Hapus
  16. Wah wah reviewer film tingkat tinggi nih, terlebih dr dulu emang penyuka film princess Disney ya, saya masih nonton yg versi kartunnya, blom liat nih aktingnya Tante Gong Li sama Uwa Jet Li, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak. Kebetulan dari kecil emang udah diracuni Ibu dan Bapak segala kartun Disney hahaha. Kebawa deh sampe gede, hidupnya dongeng mulu. Kebetulan Mulan emang Puteri Disney yg paling saya suka, jadi yah, cerewet deh kalau ngeluh.

      Mari sama2 berdoa biar pandemi kelar, bioskop buka lagi. Asli tante Gong Li cakeep gada obat

      Hapus
  17. Kayaknya aku pernah baca ini dan komen, ternyata belum ya kak. Aku juga nangis dong nonton iniiii ya ampuuun. Sampai-sampai pengin ikutan jadi Mulan juga. dasar labil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Butuh Eyevit kayaknya kak, cuma dua orang di komen teratas yang udah dateng ke rumah baruku.

      Gapapa, kutemenin kalau labil. Aku aja halu sekurus Mulan, hidup memang kada seabsurd itu

      Hapus
  18. duh inget mulan sama wushu deh. aku pernah liat trailernya kayanya sedih bgt film sejarah gini ga ada bumbu cintanyaaa..tetep ya rambutnya emang kaya cuma pakai sampo doang, cocok buat iklan sampoo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya emang si Mushu itu iconic banget, kocak. Sayang di MULAN (2020) sosok arwah leluhur ganti Phoenix yg menurutku sungguh kurang berguna mkwkw.

      Bener, jadi inget Legolas banget kalau urusan rambut tetep paripurna pas perang

      Hapus
  19. Buat penggemar film mulan disney tulisan ini kupas tuntas banget nih. Kebetulan saya belum pernah nonton serial karakter disney yang satu ini. Saya jadi penasaran sama kedua filmnya. Terimakasih mbak sudah berbagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, makasih kak Anda udah mampir. Siip, semoga dapet waktu untuk ngelihat kembaran saya si Mulan ya haha

      Hapus
  20. Jadi membuka wawasan baru, sedetail itu reviewnya mba...klo aku malah krg suka yg terlalu berdarah2 gitu, tpi emang genre mulan harusnya sperti itu ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kak Iva, mungkin karena emang suka sm Mulan jadi agak cerewet kalau review mkwkwk. Iya memang di kisah aslinya yang The Ballad of Mulan itu nggak happy ending memang, nggak seindah kisah Disney

      Hapus
  21. Ooo ternyata ini yang bikin beauty blogger berdandan ala Mulan. Tapi emang kalo dipikir2 mahal banget untuk sebuah live streaming 😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lagi hits kali ya Bund, tampil ala Mulan semua hehe. Iya, dibandingkan dengan pembelian tiket bioskop, harga premium access MULAN (2020) emang bikin mikir panjang mkwkw

      Hapus
  22. Entah kenapa selalu suka akutu nonton film kolosal semacam ini. Karakter Mulan digambarkan kuat tapi sisi kelembutan perempuannya tetap terasa ya kak. Seru-seru ini filmnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama kak, aku juga demen nonton film kolosal gini, apalagi kalau sosok heroine utamanya itu perempuan, keren

      Hapus
  23. Saya orangnya kurang update sama film. Temen-temen udah nonton film terbaru, eh saya malah nonton film yang tiga tahun lalu wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha gapapa kak, udah nonton atau enggak film yang lagi hits bukan tolak ukur kehidupan. Mungkin karena sejak kecil udah terbiasa nonton film, jadi sampe sekarang saya kalau ad film baru, bawaannya gatell pengen nonton

      Hapus
  24. Hai arai, ada yg baru nih.baru pindah rumah yaaaa.. Di teeldekan 😀

    Udh berseliweran aja review Milan di mana-mana, tp suka bgt sama reviewnya Arai nih. Dalam banget penjelasannya. Mgkn karena pecinta Disney yaa.

    Saya jd penasaran jg sama Mulan 2009, nanti tak ubek2 deh mau nntn jg

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha kak Ghin, makasih udah mampir. Kalau mau kasih hadiah perabotan rumah baru, aku menerima mwkkw. Semoga rumah baru ini bikin betah dan sekece blog kak Ghin 💪💪💪💪💪.

      Iya, maklum udah diracun Disney dri kecil sm Ibuk, sampe gede hidupnya dongeng mulu. Siip, selamat menonton MULAN (2009)!

      Hapus
  25. Disney channel mahal banget ya 300-400 ribu, itu sebulan?
    Aku belom nonton yang tahun 2009 juga uy, kayaknya mau menyimpan kenangan manis Mulan 1998 di ingatan.hehehe ... Tapi cukup baca review dari dirimu ini aja saya udah jadi berasa nonton dua film. Makasih yaa.
    Btw Tante Gong Li masih cakep gituuu .. duh

    BalasHapus
  26. waktu nonton trailer, Mulan 2020 terasa menjanjikan banget, pasti film ini bakalan epik. apalagi diperlihatkan pas menunggangi kuda di salju yang longsor.

    tapi eh tapi,,, setelah menonton, secara pribadi kecewaa beueet. memang sinematografinya apik, tapi dari sisi cerita, banyak al yang hilang

    BalasHapus
  27. film mulan ini banyak pro daan kontranya ya. akupun baru nonton setengah belum tertarik untuk lanjut nonton lagi. sayang banget kalau hasilnya jelek.

    BalasHapus