© VectorStock/filata |
Terlahir
sebagai anak perempuan satu-satunya dalam keluarga, saya sebetulnya sudah
terbiasa untuk bermain dengan laki-laki. Apalagi dalam satu generasi keluarga
besar, sepupu saya kebanyakan memang kaum Adam.
Tidak
hanya dengan sepupu, kakak dan adik kandung saya saja laki-laki yang membuat
alat-alat permainan bocah pria lebih sering saya lakukan. Saya masih ingat
waktu masih TK atau SD gitu, saat Ibu saya harus menjalani operasi usus buntu,
Ayah membelikan mainan untuk saya dan kakak (adik saya waktu itu belum lahir
hehe, dia anak gen Z).
Saat
kakak saya memilih dua kotak puzzle berukuran A3, saya justru langsung
mengambil action figure keluaran Bandai yakni Red Dragon Thunderzord.
Kalau kamu terbiasa menonton series Mighty Morphin Power Rangers
seperti saya, tentu zord milik Ranger Merah yang satu ini jelas bukanlah
hal asing.
action figure Red Dragon Thunderzord |
Dengan
action figure itu, saya betah bermain berjam-jam sendirian bersama
tumpukan LEGO, tanpa menanyakan kapan Ibu pulang karena harus inap beberapa
hari usai dioperasi. Ayah tahu bahwa action figure jauh lebih menarik
hati saya daripada boneka Barbie. Saya terakhir kali dapat Barbie ketika masih
TK dan berakhir dengan semua rambut Barbie saya cukur gundul.
Sejak
itulah orangtua memutuskan kalau saya memang prefer bermain dengan alat-alat
mainan bocah laki-laki daripada perempuan pada umumnya.
Kebiasaan
ini pula yang tanpa sadar membuat diri saya jauh lebih menyukai main game
di konsol SEGA kami, daripada kumpul dengan anak tetangga main rumah-rumahan
atau masak-masakan. Apalagi saat sepupu dari luar kota datang setiap libur
Ramadhan, dua konsol SEGA yang dibelikan Ayah saat bekerja di Hong Kong yakni
SEGA Genesis dan SEGA Mega Drive 2, tak akan pernah istrirahat. Saya ikut antri
dengan sepupu laki-laki, bergiliran main game.
Game
Jadul dan Nostalgia ’READY PLAYER ONE’
Lantaran
saya dan kakak begitu suka main SEGA, waktu itu kami memiliki banyak sekali
kaset-kaset game 16bit. Beberapa game jadul yang begitu saya suka
mainkan kala itu adalah Sonic the Hedgehog 2, Streets of Rage II, Revenge of
Shinobi, Castle of Illusion, Golden Axe II, OutRun, Quackshot Starring Donald
Duck, Desert Strike, Aladdin, Super Street Fighter II, Dragon Ball Z, Contra
dan ah tentunya, Ultimate Mortal Kombat 3.
Saat
Ayah mengeluarkan konsol itu waktu libur sekolah, saya bahkan betah berjam-jam
sambil rebahan di depan TV untuk bermain game. Jangan lupakan betapa
marahnya Ibu karena saya dan kakak sampai belum mandi seharian atau lupa
mengaji karena sibuk gaming.
Jika
disuruh memilih dari kaset-kaset game di atas, bisa dibilang kalau Ultimate
Mortal Kombat 3 adalah yang paling saya sukai.
tampilan game Ultimate Mortal Kombat 3 |
Game
bergenre fighting yang sudah dirilis pada tahun 1996 untuk konsol SEGA
Genesis itu memang candu. Saya bahkan sampai berantem sebelum tidur dengan
kakak karena terlalu terbawa pertempuran di arena. Jika karakter favorit kakak
saya adalah Noob Saibot, maka andalan saya adalah Shang Tsung.
Lantaran
terlalu tergila-gila pada Ultimate Mortal Kombat 3, kami bahkan punya
buku khusus yang memuat cheat jurus Brutality ataupun Fatality.
Sungguh
betapa totalitasnya saya waktu itu, haha.
Jika
ada yang bilang jauhkan anak-anak dari game bermuatan kekerasan karena
bisa mempengaruhi psikologisnya, saya dan kakak beruntung tidak mengalami hal
itu. Kami terbiasa melihat adegan sadis di Ultimate Mortal Kombat 3 dan
tidak berminat untuk melakukannya, bahkan kepada hewan lebih-lebih sesama
manusia.
Bagi
kami, bermain SEGA adalah kebahagiaan yang sangat dinanti.
Ayah
membiarkan kami sama sekali tidak belajar. Sesuatu yang sangat saya sukai.
Satu-satunya
hal yang bisa menghentikan SEGA itu adalah ketika malam takbiran tiba. Saya
dengan kelompok ngaji di kampung waktu itu, akan melakukan takbir keliling
dengan membawa obor sambil mengumandangkan kalimat tasbih, tauhid dan takbir
memuja Allah SWT.
Sebuah
momen yang ternyata sangat begitu saya rindukan saat ini.
Bahkan
jika ada yang bertanya, apa momen Ramadhan paling berkesan untukmu?
Saya
akan tegas menjawabnya: Waktu-waktu saya bermain SEGA setelah sahur sampai
Ashar, dan tentunya malam takbiran. Kedua peristiwa di mana saya yang masih
bocah itu merasakan esensi kemenangan di bulan suci.
Dan
tahun-tahun pun berlalu, saya beranjak dewasa. SEGA akhirnya saya tinggalkan karena
kesibukan menjalani sekolah dan bertemu dengan teman-teman baru. Teknologi yang
makin berkembang memang tak pelak membuat SEGA Genesis dilupakan. Namun tidak
dengan kegemaran saya bermain game.
Ketika
sekolah menengah, gaming berpindah ke konsol berbeda yakni PC. Pilihan
saya jatuh ke game online bergenre MMORPG, Ragnarok Online (RO).
Dirilis oleh Gravity, RO adalah cara saya memperoleh kewarasan di masa remaja.
Namun
lagi-lagi karena usia bertambah, kesibukan sekolah dan akhirnya terjun ke dunia
kerja, kebiasaan saya bermain game semakin tergerus kapitalisme. Menjadi
budak korporat adalah keharusan demi bertahan hidup di dunia orang dewasa yang
ternyata tidak semudah menaikkan level game.
Hingga
kemudian kerinduan mendalam atas game-game jadul pun muncul saat READY
PLAYER ONE dirilis tahun 2018 lalu. Film arahan Steven Spielberg itu begitu
membangkitkan nostalgia atas game dan film jadul. Saya bahkan ikut tenggelam
dengan petualangan Parzival alias Wade Watts (Tye Sheridan) di dunia virtual-augmented
reality OASIS.
adegan READY PLAYER ONE saat Wade ada di dunia OASIS |
Ernest
Cline selaku penulis skenario membenamkan banyak sekali easter egg dalam
READY PLAYER ONE entah dari game, komik atau film. Mulai dari
mobil DeLorean yang dikendarai Parzival. Kemudian ada Zemeckis Cube yang
dibeli Parzival usai meraih kunci pertama sehingga membuatnya mengembalikan
waktu satu menit ke belakang, semuanya jelas mengacu ke film BACK TO THE
FUTURE (1985).
Jangan
lupa juga bagaimana pemakaman James Halliday (Mark Rylance) alias Anorak Sang
Maha Tahu, mengambil referensi STAR TREK, termasuk peti matinya yang begitu
mirip milik Spock di STAR TREK II: THE WRATH OF KHAN (1982).
Cline
juga membubuhkan beberapa pop culture game seperti stiker ceri
dari Pac-Man di visor OASIS-nya Samantha Cook (Olivia Cooke)
pemilik avatar Art3mis, Halliday yang mengenakan t-shirt Space
Invanders, Duke Nukem yang berhasil dikalahkan Aech alias Helen Harris
(Lena Waithe) saat PVP.
Dan
ooh, epic-nya pertempuran final saat seluruh pemain OASIS
berkumpul di planet Doom, siapapun tentu antusias saat banyak karakter film
yang bermunculan. Mulai dari avatar Iron Giant yang dipakai Aech, Gundam
yang digunakan oleh Daito alias Toshiro (Win Morisaki), munculnya Kraken,
Hiccup dan Toothless, Gipsy Danger, Tokka, Chucky, Optimus Prime, Bumblebee,
Snake Eyes, Katniss Everdeen, Harry Potter, Gandalf, Chun Li, Ryu, Kitana,
Sub-Zero sampai T-1000 dan T-101.
Saya
tak bisa menolak bahwa READY PLAYER ONE berhasil menemukan kembali sebuah
kotak usang di hipppocampus dalam otak saya, yang selama ini tersimpan,
berdebu dan tak dipedulikan. Sebuah kotak yang menyadarkan betapa game,
pernah dan akan selalu membuat saya benar-benar bahagia.
Pensiun
dan Kerinduan Main Game
Pandemi
Covid-19 yang memaksa siapapun melakukan adaptasi perilaku sosial, sebetulnya
bukanlah masalah berarti bagi saya. Setelah resign dari pekerjaan lama
di tahun 2016 lalu, saya memilih jadi freelancer selama lima tahun
terakhir dan sudah terbiasa kerja online di rumah.
Hanya
saja saya tak menampik kalau pandemi membuat pikiran tidak tenang.
Kabar
buruk wabah corona, berita kematian setiap harinya, kecemasan tak dapat orderan
job hingga kekhawatiran Covid-19 dialami orangtua, membuat saya sedikit banyak
mengalami tekanan mental.
Dalam
waktu inilah game menjadi salah satu solusi terbaik. Bahkan sekalipun saya
’dipaksa’ pensiun gaming karena keadaan, game kembali memanggil
dengan lantang.
Hanya
saja karena dua konsol SEGA keluarga kami sudah rusak, PC yang meskipun sudah
Intel Core i3 tapi karena berusia lebih dari satu windu, membuatnya tak sanggup
dipasang game spesifikasi berat, serta smartphone yang
sedikit ’kentang’, membuat saya cukup kesulitan memilih game yang menyenangkan.
Beruntung,
saya menemukan hidden gems di internet yakni situs penyedia game-game
online gratis bernama plays.org.
Tak
perlu ribet diunduh pada smartphone atau PC, kamu tinggal masuk ke website
resmi Plays lalu memilih salah satu game paling favorit. Ada banyak
sekali genre dan kategori game yang disediakan seperti game
tentang petualangan, arcade, kesenian, olahraga, balapan, adu taktik
sampai asah otak.
Tampilan Pac-Rat |
Salah
satu favorit saya adalah Pac Rat yang dari namanya saja kamu tentu tahu
jika game ini terinspirasi dari Pac Man. Yap, salah satu game
jadul 16bit favorit saya di SEGA Genesis itu memang nggak pernah ada
matinya. Suaranya yang begitu khas dan gameplay memakan apapun di
depannya sambil menghindari musuh, membuat saya tanpa sadar menghabiskan waktu
lama dengan Pac Rat.
Kadang
di sela-sela bekerja atau istirahat, saya langsung mengarahkan gawai untuk
bermain Pac Rat. Ikutan sebal saat akhirnya ditangkap musuh sampai
antusias saat naik level, membuat saya sedikit banyak lupa pada kepenatan
hidup.
Bagi
saya, game memang lebih dari sekadar permainan belaka. Game adalah
dunia yang membuat pikiran saya tenang, diri jadi makin kompetitif dan puas
luar biasa.
Sebuah
antusias yang rasa-rasanya saya harap, bakal bisa merasakannya seumur hidup. Bahkan
jika saya sudah menikah dan punya anak nanti, saya masih ingin main game
dengan buah hati kelak.
Tentu akan sangat menyenangkan!
Hey, Arai!
BalasHapusAduh, tetiba jadi inget SEGA aku tuh, zaman SD tahun nggak enak pokoknya, wkwk.. Game Kingkong, Sonic, dkk.
BalasHapusWah sepertinya seru ya main game, memang keseruan menikmati sesuatu satu orang dengan orang lain akan berbeda, seperti saya yang suka memasak dan merawat tanaman yang menurut saya asyik banget.
Aku jadi kangen banget ngegame. Jaman SD suka ngegame di platform apapun. Jadi familiar sama game2 di atas. Ah jadi pingin ngegame lagi :') agendakan ah buat nostalgia.
BalasHapusYa ampun SEGA? aku jadi inget kakakku yg suka bgt nongkrong di rentalan game, lalu main game di sana dan aku jadi tukang nyari nyari disuruh ortuku.
BalasHapusPacman, dulu TV yang ada oac man nya kayaknya keren banget hehehe
BalasHapusPac Man, favorit banget deh, dan nggak pernah bosen maininnya.
BalasHapusWakakak pacman itu mainanku waktu kecil. Keknya sery banget ya 😂
BalasHapusMortal kombat ini dlu pernah juga kumainkan lewat SPICA wkwkwk inget ga tuh, waktu nintendo masih mahal, kami belinya SPICA, dimaeninnnya gantian. Pacman juga seruuuu, maen di game pc sampe yg cepet banget larinya
BalasHapuswaaaa tau ku cuma pacman mbak hihii.. selalu bisa jadi hiburan yaa, sekarang lewat hp juga udah ada :)
BalasHapusmasya allah tiap mampir ke mbak arai aku selalu merasa muda hwkakaka mainan mcam gini mana paham , tapi membaca ulasannya aku jadi tahu oh gini toh yang lagi digandrungi anak2. terus aku nostalgia sama game jadulnya hihih
BalasHapusaku juga merasa butuh mainan game kayak mbak arai deh biar lebih loss..sejak resign rasanya gelut dengan urusan domestik membuat otak mendidih juga haha amakany aku sekg ngeblog salah satunya melpeas hormon stress hwkakaka di rumah saja
pacman aku mayan tahu mbak, tapi dari kecil nggak pernah ngegames aku eheheh
BalasHapuskarena gak ada medianya, sampe sekarang juga gak bisa ngegames. Paling yang gampang2 baru bisa
aku suka mainin game di plays.org soalnya ringan banget gamenya, ga perlu download2, hihi, gampang juga buatku yang ga pinter main game
BalasHapus