https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Solitaire, Game Lintas Generasi yang Lahir dari Anak Magang

Minggu, 31 Oktober 2021

cerita game Solitaire

Ada yang bilang bahwa usia kita bisa dilihat dari game yang dimainkan.

Kakak dan saya misalnya, sebagai milenial tentu begitu familiar dengan game-game keluaran SEGA, Nintendo dan PlayStation 1-2 sejak kecil. Jelang SD berakhir dan remaja diisi dengan game-game MMORPG seperti Ragnarok Online, Seal Online, GetAmped sampai DotA. Hingga akhirnya usia-usia remaja akhir terpikat dengan Plant vs Zombies.

Sedangkan untuk adik saya yang adalah generasi Z dan lahir ketika Ragnarok Online pertama kali dirilis, tentu jauh lebih menyukai PB (Point Blank) dan berbagai game-game online smartphone sekelas FF (Free Fire), Mobile Legends sampai PUBG.

Namun meskipun kami hidup di era game yang berbeda, saya sepakat jika ada satu game yang begitu menemani sejak dulu hingga kini. Sejak masih menggunakan PC dengan sistem operasi Microsoft Windows 98 hingga kini bekerja dengan laptop Windows 11, saya tak pernah bosan dengan Solitaire.

Bahkan bisa dibilang kalau Solitaire adalah game paling sederhana yang sering saya mainkan untuk mengisi waktu-waktu yang membosankan.

Solitaire adalah game PC pertama yang saya mainkan, ketika keluarga kami memiliki perangkat komputer perdana, hadiah dari Ayah yang waktu itu bekerja di Hong Kong.

Dengan gameplay yang begitu sederhana, tak berlebihan kalau akhirnya disebut sebagai game sejuta umat.

Karena memang, siapa sih yang nggak bisa main Solitaire?

Solitaire di Tengah Masyarakat Eropa Abad Pertengahan

tampilan kemenangan Solitaire
tampilan kemenangan Solitaire

Satu hal yang cukup mengejutkan bagi saya mengenai Solitaire ini adalah konon katanya permainan kartu ini sudah ada sejak abad pertengahan. Kala itu sekitar abad ke-18, ditemukan sebuah game bernama Patience yang disebut-sebut sebagai cikal bakal Solitaire di beberapa negara Eropa.

Namun di Prancis, permainan itu justru disebut dengan Reussite alias Success, begitu pula orang-orang Skandinavia seperti Denmark, Norwegia dan Polandia lebih memilih nama permainan ini sebagai Kabal atau Kabala (pengetahuan rahasia).

Lantas, mana yang benar?

Tentu bakal sulit menjelaskannya karena tidak ada bukti pasti yang terekam sejarah.

Saya mungkin lebih penasaran dengan pendapat bahwa asal-usul Solitaire mungkin terhubung dengan ajang meramal nasib. Seperti lazimnya masyarakat Eropa kuno di Abad Pertengahan yang melihat nasib mereka di masa depan lewat permainan kartu.

Hanya saja rasa penasaran atas Solitaire seolah sedikit menemukan titik temu ketika sebuah buku permainan Jerman menyebutkannya sebagai salah satu permainan kartu di sekitar tahun 1783. Di mana kala itu para pemain yang ingin bermain harus bergiliran alias pakai deck kartu terpisah.

Barulah kemudian banyak klaim dari negara-negara Eropa yang menyebutkan jika Solitaire adalah permainan turun-temurun mereka. Mulai dari klaim masyarakat Prancis jika sang diktator Napoleon Bonaparte bermain selama pengasingannya hingga populer di seantero Prancis pada abad ke-19, lalu Pangeran Albert hingga seluruh masyarakat Inggris yang tergila-gila di waktu yang sama.

Tetapi sekali lagi, cikal bakal Solitaire akhirnya terus terpelihara begitu misterius. Seolah permainan kartu ini mendadak muncul begitu saja, seperti kagetnya kita kala memenangkan permainan dan seluruh kartu berhamburan.

Solitaire seperti berniat mengaburkan masa lalunya dan hanya ingin dikenang sebagai permainan kartu dari generasi ke generasi.

Bukan Ahli Game, Solitaire Dibuat Anak Magang

Kendati asal-usulnya tidak jelas dalam roda sejarah peradaban manusia, permainan ini seolah menemukan tempat terbaiknya di abad ke-20 dan menjadi modern karena dibenamkan dalam perangkat-perangkat komputer. Bahkan mengakui atau tidak, Solitaire pernah (dan tetap masih) menjadi obat terbaik mengatasi kebosanan di kalangan pekerja kantor.

Memang siapa yang pertama kali memboyong Solitaire jadi permainan kartu di PC?

Mari kita berkenalan dengan Wes Cherry.

Wes Cherry pencipta Solitaire PC
Wes Cherry pencipta Solitaire PC

Kalau kalian pikir Cherry adalah gamer maupun ahli pembuat video game yang bekerja di developer game kelas dunia seperti Naughty Dog di Sony PlayStation, Ubisoft, Westwood Studios, Rockstar Games maupun Square-Enix, maka itu salah besar.

Cherry hanyalah anak magang yang baru bergabung di Microsoft pada tahun 1988, dua tahun sebelum akhirnya merilis Solitaire secara resmi di sistem operasi Windows 3.0, tahun 1990-an itu.

Dalam wawancaranya dengan The Verge, Cherry bahkan secara jujur mengaku bahwa dirinya menciptakan Solitaire karena rasa bosan. Masih minimnya game-game yang bisa diakses di desktop komputer, Cherry langsung menciptakan serangkaian program berisi coding Solitaire kepada atasannya agar para pengguna komputer terhibur.

Tanpa diduga, hasil penemuan Cherry itu didengar sang bos besar Microsoft, Bill Gates.

Tak butuh waktu lama bagi Gates untuk memboyong Solitaire sebagai game resmi Windows, meskipun rupanya pria yang masih duduk di jajaran manusia terkaya di Bumi ini merasa sulit memenangkan permainan dalam Solitaire.

Cukup menarik karena menurut saya, Solitaire bukanlah permain yang sulit sama sekali. Dengan gameplay super sederhana, kamu tinggal menyusun kartu dengan mekanisme drag (tarik) atau drop (taruh) dalam rangkaian beda warna mulai dari nilai terkecil sampai tertinggi. Jika keempat jenis kartu sudah tersusun, kamu akan menang dan whoala, seluruh kartu berhamburan di layar PC.

Lintas Generasi, Pemain Solitaire Tembus 35 Juta Orang

Jika melihat tahun kelahirannya, bisa dibilang Solitaire ini sebagai permainan milenial. Bersama-sama dengan FreeCell, Chess dan Mahjong, game-game PC itu memang pernah begitu digandrungi. Namun kini dengan era game online yang mengajak siapapun mabar (main bareng) lewat perangkat smartphone, apa kabarnya dengan game-game jadul itu?

Tenang saja. Kamu kini bahkan bisa menikmati permainan Solitaire lewat perangkat komputer apapun sekalipun bukan memakai sistem operasi Windows, termasuk mengaksesnya lewat smartphone.

Yap, ada plays.org yang rupanya membawa keseruan Solitaire ke sebuah website.

main Solitaire di plays.org
main Solitaire di plays.org

Meskipun punya motif kartu berbeda dengan Solitaire pada perangkat Windows, gameplay yang ditawarkan masihlah sama yakni mengurutkan kartu mulai dari AS sebagai nilai terkecil, hingga King (K) sebagai kartu bernilai terbesar, dalam warna selang-seling.

Kalau kamu merasa bosan bermain Solitaire, plays.org juga menyediakan game PC jadul lainnya seperti FreeCell dan Mahjong yang punya tampilan cute dan menggemaskan.

Tak perlu diunduh dan dipasang terlebih dulu, kamu bisa mengakses game-game tersebut secara gratis di plays.org. Mau mengintip permainan lain? Tenang saja kamu bisa menemukan ratusan game dari berbagai kategori dan tentunya bisa dimainkan oleh siapapun baik anak kecil, hingga orang dewasa.

Tentu saja apa yang ditawarkan plays.org ini seolah memperpanjang nyawa Solitaire dan mengukuhkannya sebagai salah satu game lintas generasi. Tepat berusia 30 tahun pada 2020 lalu, Microsoft menyebutkan kalau Solitaire masih dimainkan sebanyak 35 juta orang setiap bulannya, dengan 100 juta tangan yang berkutat setiap harinya di seluruh dunia.

Sebuah fakta yang mengejutkan, bukan?

Jadi, apakah kamu sudah bermain Solitaire hari ini?


Author

Arai Amelya

I'm a driver, never passenger in life