https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Danau Toba, Surat Cinta 74 Ribu Tahun Lalu Untuk Teman Hidup Traveloka

Rabu, 12 Oktober 2022
teman hidup Traveloka
© indonesia.travel
‘Tepat di atas kita berpijak ini, sekitar 74.000 tahun lalu, Bumi berguncang dengan maha dahsyat. Sebuah kekuatan katastropik purba yang dengan luar biasa mengubah tatanan planet. Guncangan mengerikan mencapai 8 skala VEI itu memuntahkan 2.500 kilometer kubik lava dengan suhu 1300°C.

Bumi menghadapi kiamat yang tak pernah terduga.

Sekitar 60% nyawa makhluk hidup yang berjalan di atasnya menjadi korban amukan lava sang supervulkan Toba. Suaranya berdentum mencapai seluruh penjuru planet ini. Tak ada sebatang rumput atau seekor serangga yang tidak mendengarnya kala itu, menebarkan kengerian yang menjadi tangan-tangan kematian.

Sebuah letusan mencekam yang kini menjelma menjadi kepingan surga di Indonesia, bernama danau Toba’
Terdengar mengerikan?

Tentu.

Aku hampir pasti selalu menahan napas sejenak saat mendengar kisah asal-usul terbentuknya danau Toba itu.

Membayangkan apa yang benar-benar terjadi 74 ribu tahun lalu itu, bahkan jauh lebih mengerikan daripada tampilan visual film apocalypse Hollywood manapun. Tak ada yang pernah menduga di balik keindahan danau dengan panjang 100 kilometer, lebar 30 kilometer dan dalam 508 meter itu menyimpan sebuah kisah masa lalu yang sangat fantastis.

Ya, Toba memang berbeda.

Dia bahkan memiliki cerita yang jauh lebih istimewa daripada danau-danau alami di penjuru Bumi lainnya. Dalam hierarki danau-danau di seluruh dunia, Toba berstatus sebagai danau terbesar di Indonesia sekaligus danau vulkanik terbesar di Bumi.

Sejumlah faktor yang akhirnya memicu Kemenparekraf menetapkan danau Toba sebagai DSP (Destinasi Super Prioritas) kelas dunia bersama dengan Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Likupang (Sulawesi Utara) dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur).

Kekaguman akan kecantikan purba itu pula yang akhirnya membuatku menempatkan kaldera Toba sebagai tempat impian untuk kupijak.

Tentu perjalanan ke tempat istimewa itu harus memiliki travelmate yang tak biasa juga.

Ya, seseorang yang mungkin kelak kupanggil sebagai teman hidup itu akan menemaniku menikmati keindahan mayapada Toba dengan luas 1.145 kilometer persegi itu. Kini karena aku belum juga menemukan sang teman hidup, aku akan berbagi apa saja yang membuatku begitu terpesona dengan danau Toba dan ingin mendatanginya.

Cerita Renjana dari Setiap Sudut Toba

Toba dari bukit Simarjarunjung
danau Toba dari bukit Simarjarunjung © indonesia.travel
‘Di dalam benaknya, Toba tahu kalau sang putra semata wayang yang diberi nama Samosir itu memang berbeda. Bukan hanya karena dia terlahir dari perempuan cantik jelita yang ternyata adalah seekor ikan emas, Samosir memang anak laki-laki yang sungguh susah diatur.

Berkali-kali Toba menahan amarah jika teringat janji dan rasa cintanya pada sang istri. Hingga akhirnya kesabaran Toba lenyap, amarah dan kemurkaan menguasai dirinya saat Samosir lupa mengantarkan makanan untuknya yang tengah bekerja di ladang.

Samosir si anak ikan emas itu malah bermain bersama teman-teman dan menyantap makanan Toba yang sudah menanti dengan perut kosong. Kalimat terlarang disertai serapah keluar dari mulut Toba yang mengungkapkan identitas sesungguhnya sang istri. Pelanggaran janji oleh Toba itu disaksikan semesta yang langsung bergemuruh.

Mata air muncul dan mengeluarkan air maha deras dari jejak kaki Toba. Dalam sekejap, desa tempat Toba tinggal itu tenggelam ditelan air yang menggenang dengan luar biasa luas hingga membentuk danau. Toba lenyap bersama penduduk desa lain, sedangkan sang istri kembali ke wujudnya sebagai ikan emas dan Samosir berhasil selamat saat berlari ke atas bukit di tengah danau.

Kini wilayah tempat danau itu menggenang diberi nama danau Toba dengan pulau Samosir di tengahnya’
Sebagai anak separuh Minang, berwisata ke Sumatera memang seperti menjadi panggilan hati. Aku masih ingat bagaimana saat masih kecil dulu, aku dan kakakku diajak kedua orangtua kami untuk melakukan road trip dari Malang. Satu pekan kami berempat habiskan mengendarai mobil melintasi kota-kota di sepanjang pantai utara Jawa, menyeberang dari Merak ke Bakauheni, melewati Lampung, Palembang, Jambi, Riau, hingga akhirnya berhenti di Bukittinggi.

Hanya saja aku tak bisa menampik jika kakiku memang belum pernah singgah di Sumatera Utara, lebih-lebih danau Toba. Sebagai orang yang suka naik gunung, tak pernah berkunjung ke kaldera Toba di mana sebuah ledakan gunung kuno pernah terjadi tentu adalah sebuah penghinaan. Ambisi yang kuat itu selalu berkuasa di pikiranku sampai akhirnya aku benar-benar terpikat dengan pesonanya.

Karena sebetulnya, di setiap rerumputan, kedalaman airnya dan suara angin-angin di lembahnya, danau Toba membisikkan sebuah bahasa kerinduan. Renjana yang bisa ditemukan di setiap sudut Toba itu seolah berdetak, memanggil para pemuja keindahan untuk berpijak padanya.

1. Pusat Kebudayaan Suku Batak

desa Tuktuk Siadong di Samosir
desa Tuktuk Siadong © indonesia.travel
Sebagai danau terluas di Indonesia, kaldera Toba memang mencakup delapan kabupaten di Sumatera Utara yakni Karo, Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Dairi dan tentunya Samosir. Secara turun-temurun, kedelapan kabupaten yang mengelilingi Toba itu dihuni oleh masyarakat etnis Batak terutama Batak Toba.

Kalau kalian memiliki teman dengan marga Hutabarat, Panggabean, Simorangkir, Hutagalung, Hutapea hingga Lumbantobing, besar kemungkinan mereka adalah keturunan langsung suku Batak Toba. Tepatnya adalah keturunan dari Guru Mangaloksa yang merupakan salah satu anak Raja Hasibuan yang berasal dari Toba.

Menjadi salah satu etnik terbesar di Indonesia, suku Batak memang memiliki banyak sekali tradisi luar biasa luhur yang juga dilakukan oleh sub-etnisnya, Batak Toba. 

Mulai dari tradisi Mangulosi yakni mengalungkan kain ulos pada mereka yang tengah bersuka atau berduka, Mangongkal Holi yang mengingatkanku pada tradisi Manene di Toraja karena membongkar kembali tulang-belulang leluhur di tanah perantauan, Marari Sabtu yang adalah ritual ibadah para penganut Ugamo Malim (agama kuno nenek moyang suku Batak) sampai tarian Sigale-Gale yang muncul saat acara duka.

Membayangkan aku bisa melihat langsung aneka tradisi budaya itu di tanah Toba terutama di Desa Tuktuk Siadong atau Desa Ambarita tentu adalah sebuah imajinasi yang sangat liar. Apalagi dengan adanya Museum Batak di Desa Tomok, aku bisa memuaskan dahaga atas rasa ingin tahu mengenai kekayaan budaya dan sejarah suku Batak yang menjadi saksi bisu peradaban negeri ini.
pengrajin kain ulos di desa Lumban Suhi-Suhi
pengrajin kain ulos di desa Lumban Suhi-Suhi © indonesia.travel
Dan perjalananku menikmati budaya luhur suku Batak akan membawaku juga ke Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan di Samosir sana untuk belajar langsung membuat kain ulos. Sebagai desa tua dengan usia lebih dari 200 tahun dan punya 34 jenis rumah Batak khas Samosir, siapa yang akan menyesal berkunjung ke sana?

2. Pesona Ancala Hingga Telaga

gunung Pusuk Buhit © indonesia.travel
gunung Pusuk Buhit © indonesia.travel
Apakah mungkin berkunjung ke sebuah tempat wisata yang mampu menjanjikan keindahan lembah, bukit dan gunung tapi sekaligus perairan luas yang tenang entah samudera atau danau?

Jawabannya adalah mungkin jika kalian pergi ke Toba.

Setidaknya ada lima bukit dengan pemandangan luar biasa memukau di kaldera Toba yakni Holbung di pulau Samosir, Gajah Bobok di Kabupaten Karo, Simarjarunjung di Simalungun, Siadtaratas di Dairi yang menjadi tempat terbaik untuk menikmati keindahan danau Toba dari ketinggian, serta tentunya bukit Senyum Motung di Toba Samosir.

Atau kalau kalian ingin menikmati trekking yang penuh tantangan, jangan lupa menjejak Pusuk Buhit yang merupakan salah satu puncak di pinggir barat danau Toba.

Konon menurut suku Batak, Pusuk Buhit merupakan gunung sakral karena menjadi tempat di mana sang nenek moyang Batak dilahirkan. Tak heran kalau akhirnya gunung sakral ini menjanjikan keelokan pesona ancala yang sampai-sampai disandingkan dengan panorama alam luar biasa milik Selandia Baru.

Tak hanya keindahan dari ketinggian, sudut lain dari kawasan kaldera Toba yang menyimpan cerita kerinduan juga datang dari air terjun Efrata. Menjanjikan kesejukan, air terjun yang berada di pedalaman Desa Sosor Dolok, Kabupaten Samosir ini memang bisa dibilang masih cukup perawan.
bermain kayak di danauToba
bermain kayak di danau Toba © indonesia.travel
Dan untuk kalian yang begitu merindukan perairan, beranikan diri mencumbu langsung danau Toba di atas permukaannya lewat bermain kayak. Udara yang sejuk dan air danau yang begitu tenang adalah pesona eksotis yang ditawarkan Toba kepada mereka yang ingin membalas panggilan renjana-nya.

3. Kuliner Lezat Menggoda Kenangan

masakan arsik
masakan arsik © indonesia.travel
Dan alasan terakhir yang membuatku ingin mengajak sang teman hidup istimewa ke danau Toba adalah mencicipi aneka kuliner lezatnya. Kalau disuruh memilih, arsik yang merupakan masakan olahan ikan mas berbumbu dan sering muncul dalam acara pernikahan akan menjadi santapan yang harus kucoba.

Sebagai penggemar ikan, aku juga tak akan melewati kesempatan mencicip langsung naniura yang sering disebut-sebut sebagai sashimi ala Batak. Karena memang saat memasak naniura, daging ikan segar dicampur dengan aneka rempah Batak seperti asam, andaliman dan batang kecombrang sebelum akhirnya disantap mentah-mentah.

Untuk snack, bagot ni horbo atau dali yang berbentuk mirip tahu dan terbuat dari air susu kerbau yang diolah tradisional sangat pantang dilewatkan.

Bagaimana? Kalian sudah tahu kan kenapa danau Toba seperti sebuah magnet raksasa yang ada di posisi puncak wishlist liburan?

Karena meskipun hanya tiga alasan, Toba memberikan banyak pilihan yang begitu lengkap. Mengukuhkan statusnya sebagai DSP kelas dunia milik Indonesia.

Traveloka, Solusi Wujudkan Mimpi Nikmati Keistimewaan Sang Kaldera

museum Batam di Samosir
museum Batak di Samosir © indonesia.travel
‘Ada alasan tersendiri kenapa Pusuk Buhit menjadi gunung yang sangat disakralkan oleh masyarakat Batak. Menurut kepercayaan turun-temurun mereka, nenek moyang orang Batak diturunkan pertama kali dari kahyangan ke Bumi oleh Mulajadi Nabolon di kaki gunung Pusuk Buhit.

Kini tempat itu sering menjadi pusat doa masyarakat suku Batak dan sub-etnisnya. Sekaligus jadi pusat magnet Global Geopark Kaldera Toba yang sudah ditetapkan oleh UNESCO’
“Sulit nggak sih berkunjung ke Danau Toba?”

Rasa-rasanya aku ingin menjawab dengan sangat lantang, “Sama sekali tidak sulit”

Apalagi kalau kalian memiliki teman hidup yang akan sigap membantu merencanakan liburan seperti Traveloka. Menentukan itinerary selama di danau Toba bahkan semudah memesan makanan online.

Memesan Tiket Pesawat

ss aplikasi Traveloka
Sebagai anak Jawa, aku memang memilih berlibur ke Toba menggunakan jalur udara alias pesawat. Karena aku berasal dari Malang, tentu pesawat yang kupilih akan memiliki rute Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo ke Bandara Internasional Kualanamu, Medan.

Dalam aplikasi Traveloka, rute penerbangan ini memang tidak ada yang direct flight karena aku harus transit di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Dengan jarak tempuh minimal lima jam dan biaya tiket mulai dari Rp1,8 jutaan, aku bisa langsung tiba di Kualanamu.

Beruntung bagi yang bermukim di Jakarta, kalian bisa langsung memilih penerbangan ke Bandara Internasional Sisingamangaraja XII yang berada di Silangit, karena lebih dekat aksesnya ke danau Toba. Untuk rute pesawat ini, Traveloka mematok harga tiket mulai dari Rp960 ribu per orang dengan jarak tempuh minimal dua jam perjalanan.

Oiya untuk penerbangan dari Jakarta ke Silangit, Traveloka memberikan bonus pilihan tiga kupon langsung yakni Airport Transfer, Quickride dan Free Xperience. Untuk Airport Transfer, kupon ini hanya diberikan kepada para pembeli tiket maskapai Citilink, Sriwijaya Air, NAM Air dan Pelita Air di jam penerbangan 11.00-13.00 dan 19.00-21.00 WIB pada masa booking 1-31 Oktober 2022.

Sedangkan kupon Quickride cuma bisa diperoleh penumpang yang membeli tiket maskapai Lion Air, Batik Air, AirAsia dan Super Air Jet.

Jalur Darat Menuju Kaldera Toba

air terjun Efrata di desa Susur Solok
air terjun Efrata di desa Susur Solok © indonesia.travel
Setelah mencapai tanah Sumatera Utara, hal berikutnya yang harus aku lakukan adalah melintasi jalur darat menuju danau Toba. Dari kota Medan, kalian bisa menuju Parapat yang membutuhkan waktu sekitar empat jam. Bagi kalangan backpacker, perjalanan dari Medan ke Parapat yang merupakan kota di tepian danau Toba, tentu akan lebih romantis dilakukan menggunakan bus.

Yang menggembirakan, di tahun 2024 nanti jalan tol dari Tebingtinggi ke Parapat diharapkan akan tuntas sepenuhnya. Di mana jika melalui jalur tol itu, perjalanan dari Medan ke Parapat hanya membutuhkan waktu maksimal dua jam.

Barulah setelah tiba di Parapat, kita bisa ke Pelabuhan Penyeberangan Ajibata untuk naik kapal feri dan menyeberang ke Pelabuhan Tomok di pulau Samosir. Kapal feri dari Ajibata ke Samosir ini menyediakan jadwal berangkat setiap satu jam sekali.

Memesan Hotel Terbaik

ss di aplikasi Traveloka
Setelah semua transportasi membawaku berpijak di Toba, tentu hal berikutnya yang aku butuhkan adalah tempat menginap. Sebagai pemuja utopia ketinggian, satu-satunya penginapan yang akan jadi pilihanku saat berkunjung adalah Taman Simalem Resort yang berada di Sidikalang, Silahisabungan.

Sudah mengantongi sertifikat CHSE, Taman Simalem Resort tentu sangat aman dan nyaman dikunjungi entah sebagai solo traveler, atau bersama teman hidup tersayang. 

Ada banyak pilihan kamar yang bisa kalian mau mulai dari Superior, Deluxe Double, Deluxe Quad, Tongging Suite, Willow Suite hingga tipe lodge untuk kalian yang berkunjung rombongan bersama keluarga atau sahabat.

Tak hanya tempat menginap, Taman Simalem Resort juga menawarkan banyak sarana healing seperti Agro Tur, Jungle Lintasan, Sunrise Watching, Lost in Labyrinth, Flower Meadow, Free Kid’s Dipping Pool sampai Taman Wisata Iman yang disebut sebagai kawasan wisata religi karena menampilkan banyak ornamen agama-agam di Indonesia.

Hal terakhir yang menarik dari Taman Simalem Resort ini adalah akses langsung pemandangan panorama danau Toba. Sebagai penginapan yang berada di perbukitan, kalian bisa menikmati bentang alam danau Toba dari ketinggian secara langsung saat membuka jendela atau pintu kamar berbalkon.

Oiya, seluruh pengunjung di Taman Simalem Resort juga menawarkan fasilitas antar-jemput bandara yang sudah pasti makin memudahkan.

Mempermudah Rencana Liburan lewat Traveloka Xperience

ss aplikasi Traveloka
Kamu termasuk tipe yang ogah ribet dan membuat rencana itinerary?

Tenang, Traveloka memiliki fitur yang akan mempermudah tabiatmu ini lewat Traveloka Xperience. Ada banyak sekali pilihan paket wisata yang ditawarkan agar kamu bisa langsung berlibur di danau Toba tanpa ribet.

Salah satu yang jadi favoritku dan ingin kulakukan adalah trip empat hari tiga malam dari Medan ke danau Toba dan Berastagi. Dengan tarif mulai dari Rp1,95 juta per orang kalian akan menikmati empat malam yang istimewa.

Sudah dijemput di hotel atau Bandara Kualanamu di Medan, perjalanan akan langsung menuju Parapat dan kemudian singgah untuk makan siang atau membeli oleh-oleh. Barulah di hari kedua, kalian akan diajak ke pulau Samosir untuk menelusuri jejak peninggalan Raja Siallagan di Tahta Batu-nya, serta menari Manortor.

Masih di Samosir, kalian juga akan diajak ke makam Raja Sidabutar sebelum akhirnya makan siang di Parapat dan melanjutkan perjalanan ke Berastagi. Yang menarik selama perjalanan melintasi bukit Simarjarunjung itu, kalian akan dibawa singgah ke air terjun Sipiso-Piso. Keesokan harinya setelah menginap semalam di Berastagi, kunjungan ke Pagoda Lumbini dan Gereja Annai Velangkani akan sangat sulit diacuhkan.

Barulah di hari keempat ketika tur singkat ini berakhir, kalian akan kembali ke Medan dan melanjutkan perjalanan ke rumah masing-masing.

Sudah Siapkah Kalian Lihat Dunia Lagi?

bukit Holbung di Samosir
bukit Holbung di Samosir © irfnrdh
Bicara soal liburan, tentu membahas mengenai hak prerogatif yang dimiliki manusia. Entah kalian sudah memiliki teman hidup atau masih dalam pencarian sepertiku, berkunjung ke tempat-tempat wisata yang luar biasa adalah salah satu upaya untuk mencintai negeri ini.

Jangan biarkan Multatuli menangis di makamnya setelah memberi julukan Zamrud Khatulistiwa, tapi rakyat Indonesia enggan menjawab panggilan-panggilan cinta dari berbagai destinasi menakjubkan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, seperti danau Toba.

Apalagi saat ini untuk berlibur tidaklah seribet dulu yang mengharuskan kita mengecek harga satu persatu ke kantor agen wisata entah untuk tiket pesawat, atau paket wisata. Traveloka sebagai lifestyle superapp di Asia Tenggara, memungkinkan kita menemukan dan memesan berbagai produk perjalanan secara mudah lewat ponsel.

Pembuktian kuatat bahwa Traveloka memang siap menjadi teman hidup terbaik untuk para pemburu healing.

Dengan berbagai kemudahan fiturnya termasuk saat hendak booking hotel murah atau mencari Traveloka hotel idaman, semua bisa dilakukan lewat ponsel tanpa perlu keluar rumah.

Karena bagaimanapun juga, aku, kamu dan kalian semua berhak untuk sejenak menginjak rem lalu berbelok ke tempat yang menakjubkan. Sekadar melepas lelah atau mencari jawaban atas berbagai hal yang tak bisa diselesaikan oleh rutinitas harian.

Jadi, sudah siapkah kalian #LihatDuniaLagi bareng Traveloka?
'Yuk ‘#LihatDuniaLagi dan bikin #StaycationJadi’ dengan Traveloka! Langsung meluncur ke Traveloka lewat link ini: https://trv.lk/kompetisi-lihatdunialagi-bloggerperempuan'

Author

Arai Amelya

I'm a driver, never passenger in life