Aku bersama ASUS ROG Ally X foto: Lintang Gumilang |
Lahir sebagai satu-satunya anak perempuan dalam tiga bersaudara, aku jelas tidak tampak feminin seperti perempuan pada umumnya.
Bukan bermaksud untuk pick me, tapi memang aku sudah terbiasa mengenakan pakaian atau membeli mainan yang mirip dengan kakak laki-lakiku semenjak kecil. Konon kata almarhumah Mamaku, supaya tidak ribet kalau beli dan berganti-ganti toko, sehingga satu jenis produk ditujukan untuk dua anaknya meski kadang warnanya berbeda.
Kebiasaan melakukan berbagai hal seperti yang dilakukan kakak laki-lakiku pun berlanjut pada kegiatan nge-game. Sebagai generasi milenial, Papaku membelikan kami perangkat SEGA Genesis untuk bermain di rumah ketika liburan sekolah tiba (konsol itu sekarang jadi artefak). Kalau sampai momen itu terjadi, yang biasanya pada bulan Ramadan, sepupu-sepupuku yang berbeda kota akan berkumpul di rumah kami. Ya, tinggal bersama mendiang kakek dan nenek memang membuat rumah kami jadi tujuan keluarga besar ketika Lebaran tiba.
Dan dalam generasi keluarga besar Samidi Hadipranoto, anak perempuan juga memiliki jumlah yang lebih sedikit sehingga membuatku memiliki cukup banyak sepupu laki-laki. Alhasil setiap kami bermain game, saat itu kemudian ada sepupu yang memiliki Nintendo dan PlayStation 1 (PS1), aku sudah tidak asing bermain dengan laki-laki.
Hal itu yang kemudian tanpa aku sadari, menjadikan game sebagai salah satu favoritku dan selalu menanti hari-hari liburan sekolah yang panjang. Beberapa judul game jadul baik di SEGA, Nintento sampai PS1 yang sangat aku minati dan masih aku bisa ingat grafisnya seperti Sonic the Hedgehog, Shinobi III, Streets of Rage 2, Contra: Hard Corps, Mortal Kombat II, Golden Axe, Super Mario, The Legend of Zelda, Final Fantasy, Street Fighter, Silent Hill, Gran Turismo, Tekken sampai Big Bass Fishing memang sangat menghiasi masa kanak-kanakku.
Namun saat aku tumbuh remaja, perlahan aku mulai meninggalkan konsol dan bermain game di perangkat PC seperti DotA atau Ragnarok Online. Kendati kami juga ikut tumbuh dan menggunakan PS2 atau PS3, kebiasaan nge-game terus tergerus saat usiaku terus bertambah. Apalagi saat masuk ke dunia kerja dan dihantam kehidupan manusia dewasa, aku akhirnya cuma bisa bermain game di perangkat smartphone.
Sampai akhirnya aku bertemu dengan konsol game yang mampu menjawab kerinduanku saat kecil dulu, ROG Ally X.
ASUS Next Level Gaming di Malang, Kabar Gembira untuk Gamers
Perwakilan ASUS Indonesia saat Media Roadshow di Malang |
Jika disimpulkan secara sederhana, banyak yang berpendapat bahwa ROG membawahi device gaming keluaran ASUS untuk kalangan middle-high, sedangkan TUF yang lebih ramah di kantong, bisa jadi pilihan middle customer. Jika ROG sudah dikenalkan ASUS secara global sejak tahun 2006, TUF baru memulai perjalanannya di tahun 2010 sehingga membuat sub-brand ROG memang lebih populer. Bahkan di Indonesia sendiri, ROG dikenal sebagai brand produsen perangkat gaming nomor 1 sejak tahun 2015 silam.
Bagi seorang pensiunan gamer sepertiku, nama besar ROG memang sudah menjadi jaminan produk yang berkualitas. Hal inilah yang akhirnya membuatku dengan senang hati datang dalam kegiatan media roadshow yang dilakukan ASUS Indonesia di Malang pada Kamis (12/9) pekan lalu.
Bertempat di Harris Hotel & Convention, kegiatan media roadshow ini memang terjadi beberapa hari setelah aku melakukan syuting film pendekku, PALLO & ORA di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Mengambil tema Next Level Gaming, ASUS Indonesia rupanya memboyong tiga perangkat gaming istimewa sore itu untuk dikenalkan kepada kami para blogger Malang yakni laptop ASUS ROG Zephyrus G16, laptop ASUS TUF Gaming A14 dan yang paling membuatku terpikat, konsol ROG Ally X.
Aku bersama ASUS ROG Zephyrus G16 foto: Lintang Gumilang |
Hanya berbobot 1,85 kilogram dan setebal 1,49 cm, Zephyrus G16 memang tampak 'mengkhianati' laptop-laptop gaming lain berkat desain ultra-modern yang ringan. Ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen™ AI 300 Series yang dilengkapi dengan NPU berkinerja hingga 50 TOPs, efisiensi daya Zephyrus G16 adalah yang terbaik.
Keberadaan grafis AMD RDNA™ 3.5, grafis AMD Radeon™ Seri 800M dan GPU NVIDIA® GeForce RTX™ 4070 (321 AI TOPS) yang semuanya adalah komponen generasi terbaru, membuat Zephyrus G16 lebih dari mampu dalam menghajar game-game AAA lewat framerate super sempurna. Bahkan kalian juga tak hanya bisa nge-game karena laptop ini bisa lancar melakukan rendering sampai eksperimen AI. Belum lagi panel OLED dengan layar Nebula Display berteknologi VRR (Variable Refresh Rate), Zephyrus G16 menyuguhkan pengalaman gaming yang super mulus.
Lepas dari kemewahan yang ditawarkan Zephyrus G16, TUF Gaming A14 juga bisa jadi pilihan laptop gaming lain yang lebih terjangkau tapi punya kualitas tidak kalah ‘monster’.
Aku membawa ASUS TUF Gaming A14 foto: Lintang Gumilang |
Ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen™ AI 300 Series yang dibekali dengan NPU berperforma hingga 50 TOPs, TUF Gaming A14 memang jadi laptop andalan ASUS yang tak hanya bisa untuk memanjakan para gamer saja, tapi juga para content creator, mahasiswa hingga kalian para freelancer perempuan yang suka WFC (Work From Cafe). Keberadaan GPU NVIDIA® GeForce RTX™ 4060 (233 AI TOPS), membuat laptop ini sudah mampu menjalankan perintah AI canggih yang artinya semakin menyempurnakan pengalaman nge-game.
Hanya saja sekalipun kedua laptop ASUS itu membuat kami yang hadir ingin segera memilikinya, aku tak bisa memungkiri kalau hatiku benar-benar terpikat pada ROG Ally X. Handheld gaming PC yang merupakan generasi terbaru sejak ROG Ally di tahun 2023 ini seolah membawa seluruh memoriku ke masa lalu. Aku seperti menjadi Wade Watts (Tye Sheridan) dalam film READY PLAYER ONE (2018). Ally X seperti menjadi jawaban inner child-ku yang terus meronta untuk tidak pernah meninggalkan dunia game.
ROG Ally X: Most Wanted Item This Year!
Tampilan display ASUS ROG Ally X foto: Lintang Gumilang |
Ada banyak peningkatan yang dilakukan oleh ASUS berkat masukan para gamer dan jelas semakin membuat mereka yang hobi nge-game, akan meronta-ronta ingin memiliki. Mulai dari pembaruan storage yang kini menggunakan M.2 2280 PCIe Gen4 SSD berkapasitas 1TB, serta memori 24GB LPDDR5X-7500 sehingga performa gaming bakal makin meningkat. ROG membenamkan iGPU Radeon™ pada Ryzen Z1 Extreme™ dengan VRAM hingga 8GB di Ally X ini, yang membuat Ally X sangat-sangat mampu 'menghajar' game-game grafis jahanam AAA sekelas Black Myth: Wukong.
Lantas bagaimana dengan handling-nya?
Tenang saja. ROG Ally X yang kali ini hadir dengan warna hitam tampan benar-benar sudah melakukan make-over menyenangkan. Desain ergonomisnya terlihat dari peletakan berbagai tombol dan joystick yang jauh lebih nyaman dipegang dan tangguh, seperti penyesuaian posisi tombol M1 dan M2. Keberadaan dua port USB Type-C adalah jawaban untuk segala tantangan fleksibilitas yang membuat konsol game ini sangat-sangat worth it dibanderol dengan harga mulai dari Rp13,9 jutaan.
keseruan bareng ASUS ROG Ally X foto: Lintang Gumilang |
Sekali lagi ROG membuktikan kalau mereka adalah produsen device gaming terdepan yang pernah ada.
Jadi tunggu apalagi? Kalau kalian terpikat dengan laptop ROG Zephyrus G16, ASUS TUF Gaming A14 atau si kece ROG Ally X, segera merapat ke ASUS ROG Store dan partner ASUS Indonesia. Eits ada banyak banget periferal ROG yang bisa kalian dapat seperti ROG Ally Premium Travel Case hingga ROG Ranger Gaming Backpack 16!
Woi ASUS, santai dulu kawan!!
0 Comments