https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Review ‘LAAL SINGH CHADDHA’ (2022): Warisan Forrest Gump yang Menghibur

Senin, 15 Agustus 2022
review Laal Singh Chaddha
‘Life is like a box of chocolates. You never know what you’re gonna get’
Mungkin kalimat di atas terdengar tidak masuk akal. Bagaimana mungkin kita tidak bisa tahu apa yang ada di dalam sekotak cokelat selain cokelat itu sendiri?

Hanya saja karena diucapkan oleh seorang Tom Hanks, kalimat itu menjadi salah satu quotes paling favorit dalam film. Kebetulan pula, filmnya pun ada di posisi teratas sebagai film yang paling kusukai hingga saat ini.

Aku masih ingat saat pertama kali menonton FORREST GUMP (1994), ketika duduk di bangku sekolah menengah. Kala itu aku mungkin masih cukup prematur untuk mengatakan diriku begitu hobi menonton film, sesuatu yang ternyata semakin kugandrungi seiring bertambahnya usiaku, seolah menjadi salah satu kebutuhan pokok sehari-hari.

Aku yang masih berusia remaja memang bisa dibilang terlambat hampir dua dekade untuk menikmati FORREST GUMP. Sejak kecil aku lebih terbiasa menonton film-film China atau Hong Kong, berkat kedua orangtuaku. Selain film-film Hong Kong, aku hanya mengintip industri Hollywood lewat film-film kartun keluaran Disney.

Tak heran kalau akhirnya Alan Tang, Chow Yun Fat, Jet Li, Jackie Chan, Cherie Chung, Stephen Chow, Andy Lau, Tony Leung jauh lebih familiar bagi diriku yang masih bocah dibandingkan nama-nama seperti Harrison Ford, Kevin Costner, Sylvester Stallone, Arnold Schwarzenegger, Andy Garcia, Brad Pitt, hingga Al Pacino.

Namun perjumpaanku dengan FORREST GUMP, mengubah segalanya.
adegan FORREST GUMP
adegan FORREST GUMP
Sihir yang dituliskan oleh Eric Roth dalam lembar demi lembar skenario, diwujudkan oleh Tom Hanks dan disampaikan begitu sempurna oleh sutradara Robert Zemeckis, bisa dibilang sebagai alasan terkuat bagiku untuk jatuh hati pada Hollywood dan akhirnya dunia sinematik itu sendiri.

FORREST GUMP is my comfort movie. Periodt.

Ceritanya yang begitu sederhana tapi membuka petualangan yang luar biasa, membuat aku tak pernah bosan menontonnya. Bahkan mau berulang hingga sejuta kali pun, FORREST GUMP tetap bisa membuatku takjub dan percaya bahwa keajaiban itu ada.

Keajaiban yang kuharapkan juga bisa mampu disuguhkan oleh LAAL SINGH CHADDHA (2022).

‘Life is just like a golgappa. Your tummy might feel full, but your heart always craves more’
LAAL SINGH CHADDHA mengenalkan kita pada sosok pria istimewa bernama Laal Singh Chaddha (Aamir Khan) yang memiliki kisah hidup luar biasa. Hanya saja dalam film remake kali ini, penulis skenario Atul Kulkarni dan sang sutradara Advait Chandan mengajak kita melintasi bentang-bentang alam menakjubkan dan sejarah menggetarkan dari sebuah negara yang memesona, bernama India.

Masih setia dengan kisah aslinya, dalam film berdurasi 159 menit ini kita akan menemani Laal menemui sang love interest, Rupa D’Souza (Kareena Kapoor). Perjalanan itu bermula di sebuah kereta api ekonomi tanpa AC. Seperti para penumpang di dalam gerbong yang sama dengan Laal, kita akan mendengarkannya bercerita.
Nyonya Chaddha saat hendak menyekolahkan Laal
Nyonya Chaddha saat hendak menyekolahkan Laal
Dibesarkan oleh seorang Ibu (Mona Singh) tunggal, Laal memang one of a kind. Terlahir sebagai anak laki-lagi dengan IQ di bawah rata-rata, kehidupan Laal tidaklah mudah. Belum lagi karena tulang belakangnya yang melengkung, Laal kecil harus menggunakan besi penyangga kaki, sehingga perundungan adalah hal biasa baginya.

Diajarkan bahwa dirinya punya peluang yang sama dengan anak lain, Laal memang bukan bocah yang rendah diri. Apalagi saat bertemu dengan Rupa untuk kali pertama di kelas, Laal menemukan keyakinan bahwa dia memang dapat melakukan apapun.

Dalam waktu singkat, Laal dan Rupa pun menjadi sepasang sahabat yang tak bisa terpisahkan. Seperti wortel dan kacang polong, kisah Laal dan Rupa bergerak terus hingga dewasa, menjadi bahan bakar utama dari LAAL SINGH CHADDHA. To be honest, love arc mereka jauh lebih memikat daripada Forrest dan Jenny Curran (Robin Wright), IMHO.
Laal dan Rupa saat masih kecil
Laal dan Rupa saat masih kecil
Hingga akhirnya adegan paling ikonik dalam FORREST GUMP pun berhasil direka ulang dengan memuaskan dalam LAAL SINGH CHADDHA. Sesuatu yang cukup membuatku terharu dan berseri-seri.

Sama seperti Jenny yang menyuruh Forrest berlari, Rupa pun meminta Laal berlari sampai akhirnya dia mampu melintas kencang dengan kedua kakinya tanpa besi penyangga. Sebuah kalimat yang terus diingat Laal hingga sepanjang hidupnya, alasan terkuat agar dia tak pernah menyerah.


Berstatus sebagai adaptasi resmi dari salah satu mahakarya Hollywood (FORREST GUMP meraih enam Oscar dalam ajang 67th Academy Awards dan tiga piala dari 52nd Golden Globe Awards), LAAL SINGH CHADDHA memang hadir dengan beban yang luar biasa berat.

Chandan dan Kulkarni sepertinya paham betul dengan beban itu, yang membuat mereka mengemas film ini dengan budaya dan sejarah India yang begitu kental demi memberikan sentuhan yang berbeda, tanpa berusaha untuk menandingi film aslinya.

Jika dalam FORREST GUMP tarian si kecil Forrest menginspirasi seorang Elvis Presley, Laal justru cukup gila karena tarian anehnya merupakan cikal bakal dari gerakan ikonik sang mega bintang Bollywood, Shah Rukh Khan (SRK versi muda juga hadir sebagai cameo).

Cukup berani pula karena film ini mengusung beberapa peristiwa konflik beragama yang paling berdarah dalam sejarah India.

Pertama adalah Operasi Militer Blue Star pada Juni 1984. Kala itu Laal kecil dan sang Ibu tengah berada di Amritsar, negara bagian Punjab. Kita diajak turut menyaksikan malam mencekam saat tentara India membombardir Kuil Emas demi mengusir pemimpin relijius kaum Sikh, Jamail Singh Bhindranwale dan pengikutnya.

Operasi militer yang akhirnya berujung pada aksi balas dendam kaum Sikh lewat pembunuhan Perdana Menteri Indira Gandhi, pada Oktober 1984.

Kematian tragis putri dari Perdana Menteri India pertama, Jawaharlal Nehru, itu pun akhirnya memantik demo anti-Sikh di India hingga bulan November 1984. Karena memang eksekutor Indira Gandhi adalah kedua pengawalnya yang merupakan kaum Sikh yakni Satwant Singh dan Beant Singh.

Lantaran dibesarkan dalam komunitas Sikh, Laal dan sang Ibu yang hendak meninggalkan Amritsar harus kabur dari para demonstran yang siap membantai orang-orang Sikh kala itu. Bersembunyi di antara pertokoan, sang Ibu dalam tangisnya, terpaksa membuka penutup kepala dan memangkas rambut panjang Laal demi menyelamatkan nyawa mereka.

Sebuah hal terlarang bagi komunitas Sikh karena Laal sudah melalui khanḍe-kī-pahul.

Dalam ajaran Sikh, siapapun yang sudah melewati upacara inisiasi khanḍe-kī-pahul haruslah mengamalkan Pañj Kakār (Lima K) seperti ajaran Guru Gobind Singh. Kelima hal itu adalah kesh (rambut tidak dipotong), kangha (sisir rambut dari kayu), kara (gelang besi), kachera (baju dalam yang dapat diikat dan terbuat dari kapas) serta kirpan (pedang besi).

Tak berhenti di konflik yang melibatkan komunitas Sikh, Aamir melakukan apa yang dia perbuat di PK (2014). Ya, LAAL SINGH CHADDHA menyindir kembali kelakuan para fanatik agama di India.

Jika FORREST GUMP menyuguhkan perang Vietnam saat Forrest kehilangan sahabat terbaiknya, Benjamin Buford Blue (Mykelti Williamson) sang pemilik Bubba Gump Shrimp, sosok sahabat dalam Laal hadir lewat Balaraju Bodi (Naga Chaitanya) dengan bisnis pakaian dalam yang meregang nyawa dalam Perang Kargil di tahun 1999.
Laal dan Bala di militer
Laal dan Bala di militer
Perang yang terjadi di distrik Kargil ini merupakan konflik bersenjata yang melibatkan tentara India dan Pakistan. Kala itu pasukan Pakistan dan militan Kashmir masuk ke wilayah Line of Control India sehingga memicu agresi.

Namun lewat Perang Kargil, Laal justru bertemu dengan salah satu sahabatnya di masa depan, Mohammad Paaji (Manav Vij). Laal yang hendak mencari Balaraju di medan perang justru membawa tubuh Mohammad yang kedua kakinya terluka parah, sehingga tanpa sadar menyelamatkan sang teroris Pakistan itu.
Laal bersama Mohammad Paaji
Laal bersama Mohammad Paaji
Cukup menarik karena di FORREST GUMP, sosok yang diselamatkan Forrest adalah pemimpin peleton, Letnan Dan Taylor (Gary Sinise).

LAAL SINGH CHADDHA seperti ingin memperlihatkan bahwa kemanusiaan memang di atas segalanya. Tanpa peduli agama, suku hingga siapa musuh siapa kawan. Sebuah hal yang membuat versi remake ini memiliki alur cerita yang lebih manusiawi dalam beberapa hal.
Laal bersama Rupa di Indian's Gate
Laal bersama Rupa di Indian's Gate
Kembali lagi pada core film yang menitik beratkan kisah cinta Laal dan Rupa, sosok love interest memang memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan film aslinya. 

Kita akan mengetahui latar belakang Rupa yang begitu berambisi menjadi kaya raya, setelah sang Ayah yang menganiaya Ibunya hingga meninggal. Sampai akhirnya bersedia jadi simpanan produser film yang merupakan pelaku kriminal. Karakter Rupa jelas memiliki penggambaran yang lebih mendalam daripada Jenny.
Rupa ditangkap kepolisian India
Rupa ditangkap kepolisian India
Rupa pula yang membuat kita bisa melihat lanskap luar biasa indah yang dimiliki India.

Setelah ditinggalkan Rupa untuk kesekian kalinya, Laal memang memilih berlari hingga tanpa sadar melintasi India.

Sinematografer Satyajit Pande seperti mengajak kita berlari bersama Laal, melalui bentang-bentang mayapada yang tersebar di seluruh India.

Mulai dari patung burung Jatayu raksasa di Kerala, menikmati gemerlap bintang angkasa saat malam hari di gurun Thar Jaisalmer yang berada di Rajasthan, indahnya matahari terbenam di tepi laut Kanyakumari, lembah dan perbukitan hijau di Munnar, melintasi gerbang Kinnaur sampai keindahan danau-danau di Ladakh.
lanskap menakjubkan di film LAAL SINGH CHADDHA
lanskap menakjubkan di film LAAL SINGH CHADDHA
Sebuah suguhan pemandangan alam memanjakan mata yang hanya bisa dinikmati di bioskop. Sesuatu yang bahkan tak bisa disentuh oleh FORREST GUMP.

Dan seperti khasnya film-film Bollywood yang dihiasi oleh alunan lagu, LAAL SINGH CHADDHA juga masih membawa hal serupa. Hanya saja film ini tidak menyuguhkan adegan musikal lewat tarian besar-besara. Sejak awal hingga akhir, Tanuj Tiku di bagian scoring music dan Pritam yang bertanggung jawab untuk pemilihan lagu, membenamkannya begitu dramatis dalam beberapa adegan emosional.

Menghormati betul apa yang dilakukan Alan Silvestri dalam film aslinya, lagu-lagu dalam LAAL SINGH CHADDHA hadir memperkuat alur kisah seorang Laal. Mulai dari Kahani, Main Ki Karaan sampai Tur Kalleyan, semuanya berpadu dan mampu membuatku merasakan pergulatan hati sang protagonis.

Satu-satunya kelemahan yang muncul dalam film ini justru terletak pada akting Aamir Khan.
Laal saat memasang sorban di kepala
Bagi kalian yang sudah mengikuti filmografi Aamir, tentu sepakat bahwa dalam berbagai momen, Laal sangat serupa dengan PK.

Aamir tidak mampu menciptakan kepolosan lewat ekspresi sederhana nan meyakinkan yang ditampilkan begitu brilian oleh Tom Hanks. Laal dewasa bahkan tampak terlalu emosional dan berlebihan. Semakin meyakinkanku bahwa Aamir sepertinya memang terjebak dengan karakternya sendiri sejak menjadi Ranchhoddas Chanchad/Phunsukh Wangdu di 3 IDIOTS (2009) sampai PK.

Hanya saja terlepas dari kekurangan itu, bagiku LAAL SINGH CHADDHA berhasil meneruskan tongkat estafet FORREST GUMP dengan sangat menghibur. Film ini begitu heartwarming dan memiliki keunggulan sendiri, dan yang pasti sangatlah India.

Cukup disayangkan bagaimana LAAL SINGH CHADDHA mengalami boikot besar-besaran di India hanya karena sentimen agama, karena film ini tidaklah seburuk yang disebutkan.

Bukankah sebagai manusia yang mengaku beragama, kita harus adil sejak dalam pikiran?
adegan film LAAL SINGH CHADDHA

Author

Arai Amelya

I'm a driver, never passenger in life

  1. Wah menarik banget ceritanya ini
    Banyak pesan moral yang kita dapatkan
    Apalagi disajikan dengan adegan-adegan khas film India. Makin menarik
    Sayang banget sampai diboikot hanya karena urusan agama
    Aku jadi penasaran ih pengen nonton filmnya

    BalasHapus
  2. hmm,, agak senstitif kalo udah urusan sama agama.. btw semakin di boikot semakin penasaran pula aku dengan filmnya. wkwk.. ingfokan link dunludnya mbaaakk hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ngikutin filmnya Aamir Khan, memang beberapa bersinggungan dengan agama. Kayaknya industri film Bollywood banyak yang seperti itu, mengingat kondisi masyarakatnya juga yaa. Yah bang Indra, nonton yang legal di bioskop dong, jangan kayak orang susah pake download gitu mkwkwkwk

      Hapus
  3. Nah, masuk wish list film yang bakal ditonton nih,,btw, Kareena Kapoor masih cantik as always

    BalasHapus
  4. hmm udah lama gak noton film Bollywood nih :) film mereka tuh kental banget ya ngangkat budaya dan kadang juga nyentil soal agama :)

    BalasHapus
  5. Aamir Khan ini kalau udah berakting tuh gereget banget ya.
    Apalagi cocok sama Kareena Kapoor.
    Coba ceki-ceki ah biar bisa nonton, biar gak penasaran haha

    BalasHapus
  6. Aamir Khan tuh filmnya mana ada yg jelek sih? aku ngga ngikutin semuanya sih, mba, tapi beberapa yang aku tonton mestii mindblowon. film ini belum aku tonton, tapi bisa jadi wating list juga sih untuk nemenin weekend minggu ini

    BalasHapus
  7. Luar biasa ya..
    Aamir Khan ini banyak sekali karyanya. Mungkin kalau di Korea kaya Jisung gitu kali yaa.. Ragam karakter yang dimainkan range-nya luas dan gak terjebak dalam satu karakter.

    Aku jadi nangis nonton cuplikan Forrest Gum.
    Bener-bener perjuangan masing-masing orang untuk melewati apa yang menjadi batasan dalam diri masing-masing tuh...ga terkira. Dan ketika sudah melampauianya.. Inginku teriak.. "To infinity...and beyond!"

    BalasHapus
  8. Aamiir Khan emang totalitas kalau beracting ya mbak. Gak heran film yang dimainkannya bagus-bagus dan sepertinya laal singht chaddha ini juga.

    BalasHapus
  9. Saya kebetulan belum pernah nonton Film Forrest Gump, makanya membaca review ini, saya masih beum bisa membandingkan. Namun namanya Remake, pasti lebih banyak kesamaan ya, Mbak. Yang menonjol perbedaan pasti settingnya, dan penasaran dengan lanscape dalam film ini. Sayang memang kalau sampai diboikot.

    BalasHapus
  10. Sisi lain India di Film Forest Gump ternyata memiliki alam nan indah apalagi di pinggiran atau perbatasan. Jalan ceritanya bagus nih jd pengen nonton (gusti yeni)

    BalasHapus
  11. Forest Gump, one of the most my favorite movie. Banyak hal, yang bisa dipetik menyangkut pengalaman hidup yang bijaksana.

    BalasHapus
  12. Ya ampun membaca sampai akhir membuat ku berdecak kagum dengan pemikiran kak arai deh. Kok bisa sih nguliknya sampai ke pemilih lagu. Itu bikin aku geleng2 referensinya

    Dan kenaoa pas kak arai menunjukkan sisi lemah film ini aku auto mikir lho. Wah karakter amir kan di 3 idiot dan Pk ehm..jadi lucu2 serius gitu ya.tamoaknya oerlu dobrakan karakter baru ya

    BalasHapus
  13. gils liat landscapenya jadi ngga kepikiran makanan jalanan di India yang bikin sakit perut kebanyakan turis. Begitu indahnya India, btw jadi inget siapa tuh yaa yg menyelamatkan musuh lawan tapi dia sebagai dokter di peperangan gitu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akupun, di film ini Golgappa kayak enak banget. Paadahal kan sering tuh kita lihat Panipuri di video-video street food India yang, you know lah hahaha. Siapa tuh, nyelametin lawan? Hacksaw Ridge?

      Hapus
  14. Suka dengan Amir Khan dan Kareena Kapoor. Saya belum pernah melihat filmnya, kayanya kalau dari reviewnya filmnya bagus ya, rekomended banget, masuk wishlist niy

    BalasHapus
  15. Greget banget yaa filmya Amir khan inii. Selalu jawara aktingnya. Jadi wishlist nonton ah. Dah lama juga ga nonton film Bollywood. Makasih rekomendasinya, Kak :D

    BalasHapus
  16. Beberapa kali film ini lewat di timeline, ada yang memuji dan banyak juga yang menghujat. Tapi setelah baca review disini aku malah penasaran pengen nonton hehehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebanyakan yang menghujat mungkin menyalahkan kelakuan Aamir di masa lalu. Sentimen agama sih intinya. Atau juga kritis ke akting si Laal yang serupa di PK. Sayang aja sih kalau film ini diboikot karena sebetulnya nggak buruk, bahkan bisa dibilang bagus. Terutama bagi mereka yang menyukai FORREST GUMP, ini karya yang heartwarming.

      Hapus
  17. Diriku belum pernah menonton Forrest Gump padahal sudah masuk watchlist karena banyak yang merekomendasikan, tp baca postingan ini malah pengin liat film Laal ini. Tampak pleasing di mata, selain itu terakhir nonton yg latarnya India itu yg Ramanujan (The Man Who Knew Infinity). Nonton Laal ini spt yang tertulis di sini jg saya yakin bakal reunian dg Aamiir versi 3 idiot lalu hihi

    BalasHapus
  18. Sungguh bukan seperti aamir kan ya? Beda sekali wajahnya dengan sehari-hari. Totalitas banget aktingnya

    BalasHapus