https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Bisnisku dengan Indonesia Kumulai di Ketinggian 150 Meter Bersama Laptop ASUS ExpertBook B7 Flip

Kamis, 30 Juni 2022
ASUS ExpertBook B7 Flip
Pada pertengahan Juni 2022 ini, aku mendapat pengalaman traveling yang bisa dibilang tidak semua orang bisa memperolehnya. Bahkan kalau boleh jujur, pengalaman ini sebetulnya sudah kuimpikan sejak lama, sejak aku masih di bangku sekolah dulu maupun saat menjadi budak korporat di salah satu media online terbesar di negeri ini.

Ya, pengalaman itu adalah menjadi saksi bagaimana ritual suci salah satu suku kuno negeri ini, suku Tengger, yang bernama Yadnya Kasodo di Gunung Bromo, Jawa Timur.
Upacara Melasti jelang Kasodo
Upacara Melasti jelang Kasodo
Selama ini orang mungkin mengenal Bromo sebagai gunung dengan pemandangan yang luar biasa cantik. Aku tak bisa membantahnya. Hamparan lautan pasir seluas sepuluh kilometer persegi, perbukitan yang seolah menjadi pagar, Bromo memang tak ubahnya mutiara di dalam kerang yang diletakkan Sang Penguasa di bumi Indonesia.

Gunung bertipe kerucut bara setinggi 2.329 mdpl ini memang begitu memesona meski dilihat dari sudut manapun. Sebuah alasan yang tak bisa kusalahkan kenapa banyak pasangan kekasih memilih melakukan sesi foto pre-wedding di area Bromo.
suasana Pura Luhur Poten di kaki Bromo saat Kasodo
suasana Pura Luhur Poten di kaki Bromo saat Kasodo
Namun keindahan Bromo yang luar biasa itu bukanlah satu-satunya hal yang membiusku. Justru Yadnya Kasodo-lah yang menjadi salah satu bucket list yang setidaknya harus kuhadiri sebelum aku meninggal.

Aku ingin sekali bisa melihat bagaimana suku Tengger melakukan ritual suci berusia ratusan tahun itu secara langsung. Menjadi saksi bagaimana orang-orang Tengger beramai-ramai menuju Pura Luhur Poten, berdoa demi Sang Hyang Widhi dan akhirnya memadu langkah menuju kawah Bromo demi melarung sesaji yang sudah mereka janjikan sejak lama.

Hingga akhirnya impianku itupun terwujud pada gelaran Yadnya Kasodo tahun 2022 ini.

Bersama-sama dengan lima rekanku yang kebetulan adalah para fotografer, kami berenam menghabiskan dua malam tiga hari yang cukup istimewa di Bromo. Membaur langsung dengan masyarakat Tengger, kubiarkan hidungku mencium dalam-dalam aroma kembang setaman di tengah menusuknya udara dingin Bromo di hari Kasodo dilangsungkan, saat aku berjalan keluar dari kamar homestay-ku di area Mentigen itu.

Aku bahkan tak mengeluh saat harus hampir tiga kali naik-turun kawah Bromo hanya untuk menjadi saksi bagaimana ongkek berisi sesaji dibawa oleh para rekan-rekan dukun panditho, atau ketika seekor sapi Tosari dilarung ke dalam kawah Bromo sebelum ditangkap oleh para marit.
para marit di kawah Bromo menanti sesaji
para marit di kawah Bromo menanti sesaji
Meskipun dihajar aroma belerang dari kawah Bromo, senyumku tak bisa usai saat aku berhasil mengabadikan foto-foto luar biasa ketika Kasodo berlangsung. Hingga akhirnya aku mendengarnya, suara mesin pesawat tanpa awak itu melintas beberapa puluh meter di atasku. Kutengadahkan kepalaku, drone temanku melaju di atas langit Bromo, mengabadikan orang-orang Tengger yang berbaris di sepanjang kawah dari ketinggian.

Kulihat temanku sang pilot drone berada di bawah 270 anak tangga Bromo, merekam segala hal yang dipancarkan oleh kamera drone lewat layar kendalinya. Kala itu aku sebetulnya tak terlalu peduli. Apa sih yang dihasilkan oleh drone? Bukankah yang terpenting adalah laporan pandang mata dan menjabarkannya dalam sebuah tulisan perjalanan?

Namun ternyata tanggapanku salah saat aku sudah kembali di ruang kerjaku. Menyunting dan memilah materi-materi Kasodo baik foto dan video untuk kuunggah di blog maupun media sosial, mau tak mau aku mengakui dalam hati.

Indonesia memang jauh lebih indah jika dilihat dari ketinggian.

masyarakat Tengger menuju kawah Bromo saat Kasodo
masyarakat Tengger menuju kawah Bromo saat Kasodo

Membidik dari Ratusan Meter, Menyentuh Ratusan Jiwa

Drone sebetulnya bukanlah hal baru di Indonesia, atau sesuatu yang asing bagiku. Saat masih menjadi budak korporat bertahun-tahun lalu, suami atasanku bahkan sudah memiliki generasi awal pesawat tanpa awak tersebut yang dia gunakan tak hanya untuk hobi, tapi juga untuk keperluan pekerjaan. Ya, drone itu berfungsi sebagai mata pencaharian untuk melakukan jasa mapping terhadap sebuah kawasan hingga disewakan.

Bahkan untuk teman perjalanan Bromoku yang kebetulan adalah fotografer weddingdrone bisa digunakan cukup efektif untuk kebutuhan sesi foto pre-wedding yang bisa menambah nilai estetika sebuah proyek.

air terjun Tumpak Sewu di Lumajang
air terjun Tumpak Sewu di Lumajang
Lebih lanjut lagi, seorang kenalan fotograferku bahkan benar-benar mampu menjalankan bisnisnya sebagai seorang content creator lewat drone. Di tangannya, drone itu mampu merekam landscape luar biasa yang dimiliki oleh negeri ini termasuk salah satunya ‘mahkota’ Pronojiwo di Lumajang yang sudah termahsyur seantero dunia lewat media sosial yakni air terjun Tumpak Sewu.

Saat itulah aku semakin sadar bahwa materi visual yang menakjubkan memang semakin bisa menyentuh hati seseorang secara tepat, bukan hanya tulisan saja.

Entah dari mana awalnya, atau mungkin ini adalah keinginan yang sebetulnya sudah terpendam cukup lama, hasratku untuk menjadi seorang traveler yang mampu memberikan konten visual dari ketinggian semakin membuncah. Bermodalkan materi-materi video dan foto dari drone rekanku, aku pun mulai melakukan penyuntingan dan rendering sampai membeli software legal langsung untuk keperluan editing.

air terjun Tumpak Sewu dan Semeru di Lumajang
air terjun Tumpak Sewu dan Semeru di Lumajang
Hanya saja kemudian aku dihentikan oleh sebuah kenyataan bahwa laptop ASUS kesayanganku, ternyata tidak mampu mengolah materi-materi video drone yang memiliki ukuran 4K dengan spesifikasi bitrate super tinggi itu.

Si menggemaskan ASUS BR1100CKA yang sudah menemaniku melakukan perjalanan sampai tanah para raja yakni Toraja di Sulawesi Selatan, menikmati sirkuit Mandalika di Lombok sampai indahnya pesona pulau Lihaga-Likupang di Sulawesi Utara ini rupanya mengeluh. Kesehariannya yang biasanya menulis halaman demi halaman naskah skenario menolak jika harus disuruh bekerja keras menyunting video drone yang begitu ‘melahap’ RAM tersebut.

laptop ASUS kesayanganku
laptop ASUS kesayanganku
Di titik inilah aku merasa kalau sudah saatnya aku memiliki laptop baru. Keinginanku untuk menyampaikan keindahan negeri lewat konten aerial memukau dan menyentuh ratusan, ribuan atau jutaan jiwa manusia lewat hasil suntinganku sendiri, harus dibantu oleh laptop yang jelas tak sembarangan.

Ya, aku membutuhkan sebuah laptop yang mampu melumat video-video drone dengan spesifikasi jahanam secara mudah. Namun di sisi lain laptop itu juga haruslah tangguh jika diajak bepergian ke pelosok negeri yang mungkin saja tak memiliki jaringan WiFi, sehingga cuma mengandalkan jaringan internet mandiri.

Pertanyaannya, apakah ada laptop seperti itu?

Aku akhirnya menemukan jawaban itu pada ASUS ExpertBook B7 Flip.

ASUS ExpertBook B7 Flip Memuluskan Bisnisku dengan Indonesia

banner ASUS ExpertBook B7 Flip
Mendapat sebutan traveler blogger sebetulnya tidak pernah menjadi mimpiku. Sejak aku masih sekolah menengah dan sampai saat ini, keinginan terbesarku adalah seorang scriptwriter. Namun ketika aku berhasil lepas dari vonis depresi menahun dan ketergantungan obat-obatan tepat ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, kurasa Tuhan memberikan berkat lain padaku untuk mengemban misi menikmati keindahan negeri ini.

Perjalananku memang barulah dimulai, tapi semakin hari Indonesia seolah memiliki candu yang luar biasa untuk dijamah. Kadang ketika teman-teman lamaku menanyakan kabar apakah kesibukanku saat ini, aku berceletuk bahwa sedang sibuk berbisnis dengan Indonesia.

Ya, bukankah memotret, merekam video dan menuliskan keindahan negeri ini bisa dibilang aku menjadikan Indonesia sebagai peluang bisnis yang menjanjikan?

Dan melalui ASUS ExpertBook B7 Flip yang andai saja kumiliki, berikut beberapa hal yang bisa kulakukan demi jadi juru kampanye Ibu Pertiwi:

1. Berhenti Mengemis WiFi

infografis ASUS ExpertBook B7 Flip
Menjadi seorang blogger saat ini bukanlah satu-satunya kesibukanku. Seperti yang kubilang, aku juga sudah mulai melangkahkan kaki sebagai scriptwriter sejak awal tahun 2021 ini. Setidaknya ada empat proyek skenario mini series, satu film panjang dan satu webseries untuk promosi produk yang kini tengah kukerjakan

Praktis dalam kondisi demikian, laptop menjadi salah satu perangkat selain smartphone yang tak bisa kulepaskan. Belum lagi saat klien memintaku untuk melakukan revisi dalam kecepatan cahaya, jaringan internet adalah hal yang sangat kubutuhkan.

Kadang aku merasa sebal saat tempatku menginap tidak menyediakan fasilitas WiFi. Seperti saat aku berkunjung ke kawasan Tunak di Lombok atau ketika berada di salah satu Nagari di daerah Bukittinggi sana. Namun dengan ASUS ExpertBook B7 Flip, masalah konektivitas bisa teratasi dengan mudah karena laptop bisnis ini bisa membuat kita terhubung ke jaringan internet tanpa batas.

Bak smartphone, ASUS ExpertBook B7 Flip sudah dilengkapi modem 5G terintegrasi sehingga kita bisa memasang kartu SIM ke dalam slot yang disediakan.

Tapi tunggu, bukankah setiap laptop dapat tersambung internet di ponsel lewat fasilitas hotspot tethering?

Come on, jaringan koneksi 5G yang luar biasa cepat itu akan dengan ganas pula menggerus baterai ponsel jika dia dipaksa jadi sumber internet. Sungguh tidak lucu jika hendak mengirim file kerjaan, internet tak berfungsi karena ponsel yang dipakai tethering kehabisan baterai. Namun dengan modem 5G dan kapasitas baterai 63WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion yang dimiliki ASUS ExpertBook B7 Flip, aku tetap bisa terhubung ke internet dengan nyaman, arus lancar dan tak perlu cemas kehabisan baterai.

2. Ringan Dibawa Jalan dengan Bodi Lolos Uji Militer

infografis ASUS ExpertBook B7 Flip
Karena ingin sesegera mungkin menuliskan kisah perjalanan, aku memang terbiasa membawa laptop ASUSku ke manapun aku pergi. Dalam kondisi seperti ini, laptop yang kelewat berat untuk dipanggul di ransel bersama dengan kamera mirrorless kesayanganku, jelas akan jadi masalah tersendiri. Apalagi jika kalian hendak pergi ke desa adat Wae Rebo di Flores sana, trekking beberapa jam wajib dilakukan dan sudah pasti laptop yang punya bobot berlebihan bakal merepotkan.

Namun hal itu jelas bukanlah masalah jika ASUS ExpertBook B7 Flip menemaniku.

Sebagai laptop bisnis, ASUS ExpertBook B7 Flip sudah didesain dengan sangat modern dan ringkas sehingga punya bobot cukup ringan. Dengan layar 14-inci dan ketebalan bodi hanya 1,8 cm saja, bobot laptop ini bahkan cuma sekitar 1,5 kilogram. Jauh lebih ringan daripada saat aku memanggul carrier 50L ketika hendak naik gunung.

ASUS menggunakan magnesium aluminium sebagai material bodi ExpertBook B7 Flip sehingga membuat bobotnya jadi ringan, tapi tetap punya durabilitasnya sangat tangguh. Tahukah kalian kalau di dalam bodi utamanya ada struktur tambahan yang mampu membuat keseluruhan bodi hingga port terintegrasi dengan kuat? Tak heran kalau akhirnya ExpertBook B7 Flip bisa menahan guncangan hingga hantaman yang cukup ekstrem.

ASUS pun membuat bagian engsel ExpertBook B7 Flip (B7402) ini dengan sangat khusus yakni punya ketahanan 50% lebih kuat daripada engsel laptop convertible pada umumnya. Sudah pasti kondisi ini membuatnya makin tahan banting dan anti rewel.

Bagaimana mau rewel? Lha wong ASUS ExpertBook B7 Flip sudah lolos uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD 810H) kok! Artinya, laptop bisnis ini sudah berhasil melewati setidaknya 30 uji ketahanan ekstrem mulai dari guncangan, getaran, hantaman sampai uji operasional pada suhu dan kelembapan ekstrem.

Mengolah cerita perjalanan secara langsung di Pelawangan Sembalun, Rinjani atau ketika camping di Ranu Regulo, Semeru sana? Kurasa ASUS ExpertBook B7 Flip akan mampu melakukannya.

3. Bikin Konten Produktif Berjam-jam? Hajar!

infografis ASUS ExpertBook B7 Flip
Musuh terbesar dari seorang penulis sepertiku adalah mager. Apalagi kalau tubuh sudah semakin mengeluarkan berjuta alasan, posisi tangan yang tidak nyaman di keyboard laptop bisa jadi kambing hitam untuk berhenti bekerja. Seolah sadar akan hal itu, ASUS ExpertBook B7 Flip akan punya banyak hal untuk menghempas rasa malasku lantaran desain convertible yang dimiliki, membuat kegiatan produktif jadi makin fleksibel.

Untuk urusan menulis aku bisa makin nyaman karena ASUS ExpertBook B7 Flip sudah dilengkapi keyboard dengan key travel sejauh 1,5mm. Hal ini membuat jarak antar tombol sangat ideal seolah-olah aku bekerja di keyboard PC desktop. Bahkan kebiasaanku yang suka meletakkan segelas air minum di samping laptop juga tak akan bikin cemas karena ASUS memberikan fitur anti-spill pada keyboard ExpertBook B7 Flip yang membuatnya bisa tahan air hingga 330ml.

Tak hanya itu saja, jari-jariku juga tak akan menemukan alasan berhenti mengetik lantaran sistem ErgoLift Hinge yang muncul di berbagai laptop ASUS kembali dihadirkan pada ExpertBook B7 Flip. Lewat sistem ini, bodi utama laptop bisa terangkat ketika kupakai dalam mode clamshell. Disempurnakan oleh NumberPad 2.0, bagian touchpad ExpertBook B7 Flip dapat berubah fungsi jadi numpad cuma lewat satu tombol, sehingga yah kalau mau input angka karena terbiasa pakai numpad di laptop dengan ukuran lebih besar, NumberPad 2.0 ini bakal sangat membantu.

Itu semua perkara menulis.

Lantas bagaimana jika hendak editing video atau foto-foto yang membutuhkan konsentrasi menatap layar selama berjam-jam? Apakah ASUS ExpertBook B7 Flip tidak bikin mata lelah?

Tenang.

ExpertBook B7 Flip sudah mengantongi sertifikasi low-blue light dan anti-flicker dari TUV Rheinland pada layarnya. Hal ini membuat laptop ini aman bagi kesehatan mata sekaligus dioperasikan selama berjam-jam untuk ‘memasak’ sebuah konten traveling.

4. Edit Video Drone Tanpa Mengeluh

infografis ASUS ExpertBook B7 Flip
Dan, jeng-jeng inilah yang mungkin akan membuatku luar biasa jatuh hati pada ASUS ExpertBook B7 Flip. Sebagai jawaban atas permasalahanku yakni laptop tak mampu mengolah video-video drone dengan spesifikasi jahanam, ExpertBook B7 Flip bakal dapat menjalankan tugasnya dengan sempurna.

Laptop bisnis ExpertBook B7 Flip (B7402) ini sudah diperkuat oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics. Kombinasi CPU dan GPU tersebut lebih dari mampu menjadikan laptop ini sebagai andalan untuk urusan penyuntingan video dengan bitrate gahar, sembari tentunya tetap multitasking.

Keberadaan memori DDR4 3200MHz dengan kapasitas 16GB yang bahkan masih bisa di-upgrade, perkara editing video atau foto-foto aerial jelas tak akan memicu drama problematik tidak perlu. Aku bahkan bisa menyimpan materi-materi drone dengan ukuran satu video beberapa detik mencapai ratusan MB itu dengan tenang karena ASUS memasang media penyimpanan PCIe SSD Gen3 yang punya kapasitas 1TB.

‘Alah, storage besar pasti juga bacanya lemot...’

Owh, siapa yang memberitahumu soal itu wahai Rojali?

Kalian harus tahu bahwa PCIe SSD Gen3 yang dibenamkan ASUS pada ExpertBook B7 Flip (B7402) ini bermakna kecepatan baca dan tulisnya jauh lebih kencang daripada HDD. Performa gesit ini terbukti dari hasil benchmark ExpertBook B7 Flip (B7402) yang sangat memuaskan, semakin membuatku tak sabar melihatnya menghajar video-video Indonesia dari ketinggian.

‘Eh awas lho, laptopnya bisa cepat panas kalau performanya terlalu gesit...’

Hentikan semua keluhanmu, kawan.

Karena ASUS ExpertBook B7 Flip dilengkapi sistem pendingin khusus bernama Advance Hybrid Cooling System. Dengan sistem ini, ada tiga heatpipe yang terhubung khusus ke kipas sehingga membuat laptop ini mampu tampil dengan performa yang 55% lebih kencang berkat aliran udara, serta 17% lebih baik dari sistem pendingin biasa.

Masih cemas?

5. Terhubung Lewat Berbagai Jalur

infografis ASUS ExpertBook B7 Flip
Di mana aku berada di depan laptop, di situlah penyimpanan portable-ku berada. Apalagi kalau usai melakukan perjalanan, card reader untuk membaca memori kamera akan menjadi menu wajib yang bakal kuperhatikan. Karena itulah jika laptop yang kupakai punya port penghubung terbatas, sudah pasti itu bakal membuat mood berantakan.

Namun lewat ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402), kurasa hal itu tak akan terjadi. Bukan hanya modem jaringan 5G saja, laptop ini juga punya konektivitas lengkap seperti port Thunderbolt 4 USB Type-C, HDMI, USB Type-A, combo audio jack dan tentunya Micro HDMI. Tak hanya itu saja, ASUS juga memasang port gigabit ethernet dengan interface mini display port yang ternyata bisa ditambahkan ke post LAN lewat konektor RJ45. Di mana semua konektivitas ini membuat ExpertBook B7 Flip (B7402) tetap tampil minimalis kendati punya MAC adress yang permanen.

‘Terlalu banyak konektivitas, awas lho data-data di laptop terancam peretasan...’

Kalian tidak benar-benar mencemaskan hal itu, bukan?

Karena ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402) sudah dilengkapi smart card reader yang berfungsi sebagai fitur keamanan ekstra, selain tentunya kehadiran kamera infra merah berteknologi facial recognition yang tersambung dengan Windows Hello.

Jadi, apakah kalian bisa menemukan celah kekurangan pada ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402)?

Jawabannya adalah tidak.

Spesifikasi lengkap ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402):
Main Spec. ExpertBook B7 Flip (B7402)
CPU Intel® Core™ i5-1155G7 Processor 2.5 GHz (8M Cache, up to 4.5 GHz, 4 cores)

Intel® Core™ i7-1195G7 Processor 2.9 GHz (12M Cache, up to 5.0 GHz, 4 cores)

Operating System Windows 11 Home – ASUS recommends Windows 11 Pro for business

Windows 11 Pro – ASUS recommends Windows 11 Pro for business

Windows 10 Home – ASUS recommends Windows 10 Pro for business

Windows 10 Pro – ASUS recommends Windows 10 Pro for business

Free Upgrade to Windows 11¹

Memory 16GB DDR4 SO-DIMM, Memory Max Up to:64GB
Storage 512GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD

1TB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 Performance SSD

Display Touch screen, 14.0-inch, WUXGA (1920 x 1200) 16:10, Integrated privacy screen, Wide view, Anti-glare display, LED Backlit, 500nits, sRGB: 100%, Screen-to-body ratio:81 %
Graphics Intel Iris Xᵉ Graphics (available for Intel® Core™ i5/i7/i9 with dual channel memory)
Input/Output 2x USB 3.2 Gen 2 Type-A

2x Thunderbolt™ 4 supports display / power delivery

1x mini Display Port

1x HDMI 2.0b

1x micro HDMI (RJ45 lan)

1x 3.5mm Combo Audio Jack

SIM card slot

Smart card reader

Camera 720p HD camera with IR function to support Windows Hello

With privacy shutter

Connectivity Wi-Fi 6(802.11ax) (Dual band) 2*2 + Bluetooth 5.2
Audio Audio by DTS Smart Amp Technology Built-in speaker Built-in array microphone harman/kardon (Premium) with Cortana support
Battery 63WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion
Dimension 32.00 x 23.42 x 1.80 ~ 1.89 cm (12.60″ x 9.22″ x 0.71″ ~ 0.74″)
Weight 1.44 kg (3.17 lbs)
Colors Black
Price Starts from Rp33.164.000
Warranty 2 tahun garansi global

Hai Indonesia, Siapkah Berbisnis Bersamaku?

berada di Ranu Kumbolo, Semeru
berada di Ranu Kumbolo, Semeru
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, aku memang tak bisa menolak fakta bahwa ASUS ExpertBook B7 Flip (B7402) adalah perangkat yang saat ini memang kubutuhkan. Spesifikasi yang mumpuni terlihat betul dari seluruh komponen yang dibenamkan. Seolah ingin memuaskan para konsumen, ASUS bahkan memberi garansi selama tiga tahun yang bisa diperpanjang sampai lima tahun lamanya.

Ketersediaan layanan on-site service (dengan syarat dan ketentuan khusus) juga semakin menjadi bukti kalau aku tidak perlu memiliki kecemasan berlebih saat menggunakan ExpertBook B7 Flip (B7402) ini. Laptop super ganteng ini jelas bisa menjadi travelmate yang tak hanya setia tapi juga tangguh serta anti rewel.

Kelak jika ditemani ASUS ExpertBook B7 Flip, maka langkah berikutnya yang bakal kulakukan adalah membuat sebuah perencanaan masa depan yang terdengar seperti rancangan bisnis. Hanya saja kali ini bisnisku melibatkan entitas besar dengan ratusan juta penduduk dengan ribuan suku bangsa dan bahasa yang memiliki jutaan tempat indah di 37 provinsi bernama Indonesia.

Aku ingin mengabadikan lagi keindahan jengkal Nusantara dari ketinggian, menyampaikannya dalam cerita-cerita menggetarkan jiwa dan aneka video menyentuh sanubari yang membuat siapapun berpikir kalau Tuhan sepertinya memang sedang dalam kondisi hati yang benar-benar baik saat menciptakan Zamrud Khatulistiwa ini.

Kelak dari ketinggian 150 meter (batas ketinggian drone yang diperbolehkan terbang komersial), kuharap bahasa kekagumanku bisa tersampaikan kepada kalian semua. Jadi, siapkah kalian menikmati Indonesia bersamaku?

Author

Arai Amelya

I'm a driver, never passenger in life