https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Belajar dari Pyeonggang, Perempuan Pendobrak Patriarki di Zaman Goguryeo

Sabtu, 27 Maret 2021

review RIVER WHEN THE MOON RISES

Dibandingkan awal tahun 2020, aplikasi VIU saya sepertinya jauh lebih aktif menemani hari-hari di tiga bulan pertama 2021 ini. Ada banyak sekali daftar tontonan saya terutama untuk deretan drama Korea (drakor) ongoing

Setelah MR.QUEEN yang super kocak itu usai, saya pun tenggelam di banyak judul drakor bergenre action dan thriller di aplikasi VIU seperti L.U.C.A: THE BEGINNING, BEYOND EVIL, TIMES, hingga MOUSE yang bikin pening tiap usai nonton. Namun dari berbagai deretan drama menegangkan itu, ada satu drakor dengan genre berbeda, RIVER WHEN THE MOON RISES.

Sebagai orang yang suka menonton drakor saeguk, RIVER WHEN THE MOON RISES tentu sudah masuk daftar wajib tonton . Apalagi pemeran utamanya adalah Kim So Hyun yang tampak begitu cantik menik-menik sebagai Puteri Kerajaan. Saya pertama kali mengenal So Hyun saat dia bermain di drakor saeguk, MOON EMBRACING THE SUN (2012). Mengetahui dirinya menjadi lead actress kali ini, RIVER WHEN THE MOON RISES sudah saya tandai sejak trailer-nya rilis.

Baca juga: Review 'SWEET HOME' (2020): Saat Monster adalah Penyelamat Manusia

Sinopsis 'RIVER WHEN THE MOON RISES'

Jika mayoritas drakor saeguk yang saya tonton kebanyakan mengambil latar waktu Goryeo atau Joseon, RIVER WHEN THE MOON RISES justru mundur jauh ke beberapa abad silam karena setting waktunya pada Periode Tiga Kerajaan, tepatnya di Kerajaan Goguryeo.

Dibuat berdasarkan novel Princess Pyeonggang terbitan tahun 2010, drakor yang diarahkan oleh Yoon Sang Ho ini fokus kisah Putri Pyeonggang (So Hyun) dan sang love-interest, On Dal (Ji Soo/Na In Woo). Pyeonggang adalah putri satu-satunya dari penguasa Goguryeo, Raja Pyeongwon (Kim Pub Lae) dan Ratu Yeon (So Hyun). 

Pyeonggang kecil dan Ratu Yeon
Pyeonggang kecil dan Ratu Yeon

Namun rencana jahat yang dilakukan Go Won Pyo (Lee Hae Young) sang Gochuga suku Gyerum membuat Ratu Yeon tewas terbunuh bersama On Hyeob (Kang Ha Neul), Jenderal suku Sunno, yang juga Ayah kandung Dal. Demi menyelamatkan diri, Pyeonggang pun kabur bersama Dal tapi akhirnya terpisah saat Dal terjatuh dari tebing. Pyeonggang yang hilang ingatan pun dibesarkan oleh kelompok pembunuh Cheonjubang dan memperoleh identitas baru, Yeom Ga Jin.

Yeom Ga Jin si pembunuh bayaran Cheonjubang
Yeom Ga Jin si pembunuh bayaran Cheonjubang

Tahun berlalu, takdir mempertemukan Ga Jin dengan Dal lagi. Ga Jin pun memperoleh lagi ingatannya dan berniat kembali ke Goguryeo. Saat di Istana, dia melihat bagaimana kondisi sang Ayah dan adiknya, Putra Mahkota Go Won (Park Sang Hoon) yang ada di dalam pengaruh para petinggi suku penguasa.

Demi menyelamatkan Ayah dan adik satu-satunya, Pyeonggang pun berambisi ingin menjadi pemimpin perempuan pertama Goguryeo. Pyeonggang mengembalikan posisinya sebagai sang Putri dan mulai mengungkapkan pemikirannya yang selalu berbeda dengan para anggota Kerajaan lainnya.

Tak semudah yang dia duga, Pyeonggang juga harus menghadapi berbagai intrik politik busuk anggota Kerajaan yang menganggap dirinya sebagai ancaman. Bahkan Won Pyo memaksa Raja Pyeongwon menyetujui Pyeonggang menikah dengan putra kandungnya, Jenderal Go Geon (Lee Ji Hoon), agar sang putri tak pernah bisa jadi pemimpin Goguryeo.

Enggan menyerah, Pyeonggang pun akhirnya melakukan rencana yang sangat nekat. Dia meminta Dal untuk menjadi suaminya, agar lepas dari paksaan menikahi Geon. Meskipun itu artinya Pyeonggang harus melepaskan statusnya sebagai Putri Raja. 

Hidup di luar Kerajaan, Pyeonggang pun membangun rencana agar mengembalikan harga dirinya, harga diri keluarga dan harga diri negaranya. Kendati tanpa dia sadari, itu semua akan membuatnya terancam kehilangan Dal.

Terinspirasi dari Cerita Rakyat Korea Selatan 

Pyeonggang dan dua rekannya di Cheonjubang
Pyeonggang dan dua rekannya di Cheonjubang

Saat terakhir kali saya cek di aplikasi VIU, RIVER WHEN THE MOON RISES baru saja menayangkan episode ke-12 pada Selasa (23/3) kemarin. Ada 20 episode yang disuguhkan oleh RIVER WHEN THE MOON RISES dan sejauh ini penulis naskah Han Ji Hoon sepertinya melakukan beberapa perbedaan pengembangan karakter dengan apa yang selama ini dikenal dari kisah turun-temurun soal On Dal.

Sekadar informasi, kisah Pyeonggang dan On Dal sendiri merupakan cerita rakyat Korea yang ditulis sekitar abad ke-12 dan berasal dari Samsuk Sagi, catatan sejarah kuno di masa Tiga Kerajaan Korea. Dalam hikayat aslinya, sang Putri adalah seorang gadis yang sangat cengeng sehingga membuat Ayahnya, Raja Pyeongwon, mengancam untuk menikahkan dirinya dengan si bodoh On Dal.

pertemuan pertama Ga Jin dan On Dal
pertemuan pertama Ga Jin dan On Dal

Bukannya menolak, sang Putri justru balik menggertak Ayahnya dengan bersedia menjadi istri Dal. Namun karena perbedaan kasta, sang Putri pun akhirnya meninggalkan Kerajaan dan hidup dengan Dal. Di luar istana Dal justru diajari memanah, berkuda dan bertarung dengan pedang oleh sang Putri. Hingga akhirnya Dal yang sudah gagah berani ini ikut lomba berburu di gunung Nakrang yang digelar Kerajaan Goguryeo, dan berhasil memburu seluruh hewan yang ada.

Aksi Dal itu justru membuat Raja kagum luar biasa. Namun Raja Pyeongwon kaget saat mengetahui identitas asli sang pemburu hebat itu adalah menantunya yang dulu dikenal sebagai si bodoh On Dal. Dal yang ada di hadapannya tampak sangat berbeda dengan kemampuan bertarung luar biasa berkat pelatihan dari sang Putri. Dal pun diajak menjadi Panglima Perang Kerajaan Goguryeo.

Ketika adik dari sang Putri yakni Won naik tahta sebagai Raja Yeongyang, Dal pun diberi tugas khusus merebut wilayah milik Kerajaan Silla. Sayang, Dal gugur dalam peperangan hidup mati itu, meninggalkan sang Putri yang selalu setia dan tidak berminat menikah lagi. Daerah yang diperjuangan Dal milik Silla itu kini dikenal sebagai salah satu wilayah Korea Utara.

Dengan masih berlangsungnya episode RIVER WHEN THE MOON RISES, tidak ada yang bisa menjamin apakah endingnya On Dal juga bakal gugur di medan perang seperti dalam hikayat aslinya atau tidak.

Baca juga: Review 'ALICE' (2020): Misteri Perjalanan Waktu yang Nanggung 

Pyeonggang, Sang Pendobrak Patriarki di Masa Lampau

Satu alasan terkuat kenapa saya memilih mengikuti RIVER WHEN THE MOON RISES adalah karena sosok main character-nya adalah perempuan. Seperti yang kamu tahu, mayoritas drakor saeguk memasang laki-laki sebagai pusat cerita untuk berjuang menjadi sang Raja.

Sehingga ketika kali ini saya diajak mengikuti kisah Pyeonggang sebagai calon Ratu pertama di Goguryeo, RIVER WHEN THE MOON RISES langsung memikat sedari awal.

Sedari kecil, Pyeonggang sudah digambarkan sebagai karakter yang penuh ambisi, cerdas, berani dan pemberontak. Meskipun dirinya adalah Putri Raja, Pyeonggang kecil sudah belajar untuk beladiri, sangat menyayangi Ayahnya dan ramah. Untung saja Pyeonggang di sini tak seperti penggambaran di cerita rakyatnya yang adalah si gadis cengeng.

Pyeonggang sang Putri yang tangguh
Pyeonggang sang Putri yang tangguh

Pyeonggang bukanlah Putri Raja yang hidup dikelilingi para dayang, berpenampilan cantik dan menanti kedatangan Pangeran Berkuda Putih. Dalam ingatannya yang hilang, Pyeonggang adalah Ga Jin, sang pembunuh bayaran terbaik dari Cheonjubang. Dan ketika ingatannya muncul, Pyeonggang pun kembali dengan gagah berani ke Kerajaan, mengklaim apa yang menjadi haknya, termasuk ambisi untuk memimpin Goguryeo.

Tentu apa yang dilakukan Pyeonggang di masa itu bisa dibilang sangat berani, atau cenderung gila. Seperti kebanyakan budaya patriarki di masa peradaban kuno, Goguryeo adalah Kerajaan yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama. Perempuan tidak berhak jadi pemimpin politik, karena mereka hanya akan menjadi istri dan Ibu bagi pemuda-pemuda calon pemimpin masa depan.

Apakah itu membuat Pyeonggang menyerah?

Tidak. 

Dia justru membakar api semangat di dalam dadanya

Pyeonggang berjuang untuk harga dirinya
Pyeonggang berjuang untuk harga dirinya

Pyeonggang bahkan rela mundur beberapa langkah demi terlihat 'kalah' dari Gochuga. Namun meskipun hidup di luar Istana, tak pernah sekalipun Pyeonggang lupa akan tujuan besarnya, mengembalikan harga diri negara dan membalaskan dendam Ibunya. Hidup dalam keterbatasan bersama Dal, Pyeonggang justru membuktikan kebenaran pepatah, 'Di balik setiap pria hebat selalu ada perempuan hebat'. Di mana berkat usahanya, Pyeonggang menjadikan Dal sebagai pria kuat.

Bersama Pyeonggang, Dal pun berhasil menemukan lagi harga dirinya sebagai putra tunggal Jenderal On Hyoeb yang sangat disegani musuh-musuhnya itu.

Pyeonggang yang begitu cantik
Pyeonggang yang begitu cantik

Namun meskipun terlihat seolah tidak memiliki rasa takut dan menatap lawan-lawannya dengan dingin, bagi Dal, Pyeonggang adalah perempuan yang sangat dia cintai dan harus dia lindungi. Bersama Dal, Pyeonggang tidak bersikap pongah dan seolah bisa hidup tanpa sosok laki-laki. Bahkan di hadapan Ayahnya, Pyeonggang selalu memuji Dal, memperlihatkan betapa dia begitu menghargai pria yang menjadi suaminya tersebut.

Kemampuan penempatan diri yang tepat inilah menjadi alasan utama kenapa saya memilih Pyeonggang sebagai salah satu karakter perempuan terkuat di drama Korea.

Pyeonggang seolah menyadarkan bahwa perempuan tidaklah boleh terlihat lemah sekalipun seluruh dunia memusuhinya. Perempuan haruslah bisa menjadi pribadi yang cerdas, memiliki tekad dan keteguhan  hati, pandai membaca situasi serta berani jika memang apa yang dilakukannya benar. 

Jika boleh, Pyeonggang bisa menjadi simbol keberanian perempuan. Belajar dari apa yang dia lakukan, Pyeonggang seolah ingin memperlihatkan bahwa perempuan bukanlah sosok yang cuma bisa berpangku tangan menanti bantuan, atau uluran tangan makhluk-makluk maskulin.Namun perempuan juga bisa ganti melindungi orang-orang yang dia cintai, termasuk pasangannya. 

Melihat betapa kuatnya tokoh Pyeonggang sebagai penopang kisah RIVER WHEN THE MOON RISES, mau tak mau saya haruslah memuji akting So Hyun yang sangat cemerlang.

kemampuan Pyeonggang bertarung dengan pedang
kemampuan Pyeonggang bertarung dengan pedang

Di usianya yang baru akan menginjak 22 tahun pada 2021 ini, So Hyun berhasil menyuguhkan karakter Pyeonggang yang kuat, petarung sejati tapi juga sangat cantik memesona. Bahkan sekalipun di tengah produksi pemeran On Dal haruslah berganti karena skandal bullying yang menimpa Ji Soo, So Hyun tampaknya tak memiliki kesulitan dalam membangun chemistry dengan In Woo.

Pyeonggang dan Perempuan-Perempuan Hebat di Masa Kerajaan

Meskipun pengembangan karakter Pyeonggang dalam RIVER WHEN THE MOON RISES dibumbui hal-hal berbau fiksi, apa yang dia lakukan bisa menjadi gambaran bahwa perempuan di masa manapun dia hidup, haruslah punya hati dan tekad yang kuat.

Tak berlebihan kalau akhirnya Pyeonggang tampil gemilang dibandingkan karakter-karakter perempuan dalam drama Korea sejauh ini. Namun Pyeonggang bukanlah karakter perempuan pertama yang tangguh dalam drakor saeguk dan berambisi menjadi penguasa layaknya laki-laki.

Bagi kamu penggila drakor, tentu tahu sosok Ratu Seon Deok (Lee Yo Won) di THE GREAT QUEEN SEON DEOK (2009). Jika Pyeonggang berasal dari cerita rakyat Goguryeo dan tidak berhasil menjadi Ratu, Seon Deok justru adalah sosok asli di dunia nyata. Seon Deok dikenal masyarakat Korea Selatan sebagai perempuan pertama yang menjadi pemimpin Kerajaan Silla. Di masa kepemimpinannya terjadi kebangkitan sastra dan seni budaya Silla. 

Sama seperti Ratu Seon Deok yang tidak meninggalkan pewaris, sosok perempuan nyata yang mendobrak sejarah di masa lampau adalah Ratu Elizabeth I. Dikenal sebagai salah satu pemimpin monarki Inggris terkuat, Elizabeth I adalah sang Virgin Queen karena tidak menikah. Berkat kecerdasannya, sang Ratu berhasil mengalahkan armada Spanyol dan memerintah dalam waktu cukup lama yakni 1558-1603.

Tokoh perempuan hebat lainnya di masa lalu yang wajib kamu tahu adalah Permaisuri Wu Zetian, yang menjadi satu-satunya Kaisar perempuan dalam sejarah China. Hidup di masa Dinasti Tang, Zetian sukses memperluas kekuasaan Tiongkok, meningkatkan kemakmuran, eknomi, reformasi pendidikan dan pelindung agama Buddha.

Perempuan Indonesia Sebagai Ratu Kerajaan Kuno Sampai Kartini Modern

Jika ada banyak pemimpin kerajaan kuno di luar negeri, apakah hal serupa bisa terjadi di Indonesia? Tentu saja ada. Yang paling populer mungkin adalah Tribhuwana Tunggadewi yang merupakan pemimpin ketiga di Kerajaan Majapahit. Putri dari Raja pertama Majapahit, Raden Wijaya dan Gayatri, Tribhuwana memerintah dari tahun 1328-1351 serta selalu didampingi suaminya.

Tak hanya di masa lampau, salah satu Kerajaan yang masih eksis hingga saat ini di Indonesia yakni Keraton Yogyakarta, bukan tak mungkin bakal dipimpin Ratu untuk kali pertama sepanjang sejarah. Peluang ini terjadi setelah Sri Sultan Hamengku Buwono X mengeluarkan Sabda Raja untuk mengganti nama anak perempuan sulungnya dari GKR Pembayun jadi GKR Mangkubumi. GKR Mangkubumi inilah yang berpeluang besar menjadi pengganti sang Ayah untuk memimpin Ngayogyakarta Hadiningrat.

GKR Mangkubumi, calon Ratu pertama Keraton Yogya
GKR Mangkubumi, calon Ratu pertama Keraton Yogya
Tentu saja dengan semakin banyaknya perempuan yang menduduki posisi-posisi strategis di kalangan masyarakat, membuktikan bahwa emansipasi perempuan yang dicanangkan Ibu Kita Kartini bukanlah cuma sekadar mimpi di siang bolong saja. Karena saat ini, perempuan Indonesia sudah bisa duduk sejajar dengan laki-laki dalam berbagai bentuk sendi kehidupan.

Untuk itulah sebagai perempuan Indonesia, kita wajib menjaga betul harga diri yang dimiliki sambil tetap mengejar impian semaksimal mungkin. Perempuan juga sama seperti laki-laki. Bisa duduk setara, berhak punya cita-cita yang tinggi dan tekad menggebu-nggebu. Namun jangan sampai emansipasi itu menjadi alasan bahwa perempuan kuat boleh merendahkan orang lain, tapi jadilah perempuan hebat yang mampu menginspirasi manusia lain.

Baca juga: 8 Drama Korea Tentang Kesehatan Mental yang Wajib Kamu Tonton! 

Aplikasi VIU, Gudangnya Tontonan Berkualitas

Lepas dari betapa terpesonanya saya dengan karakter Pyeonggang, saya memang beruntung kalau RIVER WHEN THE MOON RISES ini ditayangkan secara eksklusif di aplikasi VIU. Sebagai layanan streaming, VIU sebetulnya memiliki banyak sekali keunggulan yang tidak dimiliki penyedia OTT lainnya. Apa saja sih?

1. Biaya Langganan yang Murah Meriah

tarif resmi langganan VIU
tarif resmi langganan VIU

Alasan pertama kenapa saya suka nonton drama Korea di VIU adalah tarif berlangganan yang sangat murah di kantong. Sebagai mantan penonton bajakan yang sudah bangkit dari lubang jahanam itu, VIU membuktikan kalau menonton drakor legal tidak perlu mahal-mahal. 

Bahkan kini ada biaya promo langganan Rp100 ribu per 6 bulan atau Rp200 ribu per satu tahun. Untuk harga normalnya sendiri, biasanya kisaran Rp30 ribu per bulan. Bisa dibayar lewat e-wallet seperti Gopay, ShopeePay hingga OVO dan potongan pulsa langsung, kamu nggak perlu repot-repot untuk memilih saat mau bayar. 

2. Pilihan Tontonan Super Beragam

Cuma ada drama Korea di aplikasi VIU? Tentu saja tidak, dong! Karena itu saya tak pernah merasa kesepian dan bosan menanti episode baru RIVER WHEN THE MOON RISES, karena saya menonton judul-judul lain. Bukan cuma drama Korea, VIU juga menyediakan serial anime Jepang seperti yang jadi favorit saya, ATTACK ON TITAN: FINAL SEASON (2020), film Indonesia, film Thailand hingga film-film Asia lainnya.

3. Internet Busuk? Tidak Masalah!

Musuh dari nonton streaming online adalah kualitas internet. Ada kalanya ketika hujan menggelegar, sinyal beberapa provider langsung busuk. Apakah ini artinya nggak bisa nonton di aplikasi VIU? Lagi-lagi jelas tidak seperti itu. Karena kamu dapat mengatur kualitas tontonan di VIU mau yang menghemat kuota data, standar atau dengan kualitas tinggi.

Bahkan ketika kamu tak bisa menonton dan bakal pergi ke kawasan minim sinyal, kamu bisa mengunduh video yang diinginkan terlebih dulu, lalu bisa ditonton sekalipun dalam kondisi sinyal benar-benar tak ada.

4. Perilisan Cepat dan Terjemahan Indonesia

menonton aplikasi VIU
menonton aplikasi VIU

Khusus untuk drakor ongoing, biasanya memiliki jeda waktu perilisan dari jadwal tayang asli di Korea Selatan, seperti RIVER WHEN THE MOON RISES ini. Namun VIU biasanya memberikan jeda waktu maksimal 24 jam saja, sehingga kamu bisa langsung menonton tanpa perlu cemas tertinggal dari para Korean netizens. Bahkan episode yang tayang di VIU ini sudah memiliki subtitle berbahasa Indonesia langsung, yang tentunya makin nyaman untuk ditonton.

5. Download Mudah dan Tidak Boros Memori

Alasan berikutnya yang membuat saya gemar menonton di VIU adalah betapa mudahnya download aplikasi VIU. Kamu bahkan tidak butuh memori yang sangat besar untuk mengunduh dan memasang aplikasi. Tentu saja pemilik smartphone kentang seperti saya sangatlah terbantu karena VIU bisa dipasang dalam jenis ponsel kekinian apapun.

6. Ada Pilihan Nonton Gratis

Kendati nonton di aplikasi VIU paling enak adalah menggunakan akses premium, bagi kamu yang sekadar ingin 'cek ombak' juga bisa memanfaatkan promo nonton tanpa bayar langganan. Biasanya sejumlah animasi atau serial Korea bisa ditonton secara gratis setiap akhir pekan. Tentu saja ini sangat menguntungkan kamu yang masih bingung mau nonton apa, atau mau langganan di OTT mana.

Bagaimana? Sungguh sangat istimewa sekali kan aplikasi VIU ini? Tak heran kalau akhirnya total pelanggan VIU bisa dibilang paling banyak saat ini di Indonesia. Dengan pilihan tontonan terbaik dan kualitas video tingkat tinggi, kamu bisa berlangganan VIU tanpa perlu cemas bikin kantong bolong.

Jadi tunggu apalagi? Yuk segera download aplikasi VIU sekarang juga!

Mari sama-sama nonton RIVER WHEN THE MOON RISES untuk melihat perjuangan Pyeonggang bersama Dal demi Goguryeo yang dia cintai.


Author

Arai Amelya

I'm a driver, never passenger in life

  1. Wah paketan viu kece banget ya, 6 bulan 100ribu ramah di kantong, bisa jadi me time ku yang penggemar drakor setelah lelah beraktivitas seharian.

    BalasHapus
  2. Aku jg akhirnya ambil paketan yang setahun wkwkwkw. Males kalo mau panjang2in lagii tiap bulan. Udah nagih nonton di viu

    BalasHapus
  3. Ternyata nggak semahal perkiraanku selama ini..
    Apalagi bisa di tonton secara ofline juga.. Siipp, masukin next wishlist untuk tempat marathon drakor, wkwkwkwk

    BalasHapus
  4. aku belum nonton river ini mbak, sempet ganti ya pemeran utamanya yang main di scarlett. aku juga langganan viu mbak buat nonton drakor yang legal tanpa iklan hehe.

    BalasHapus
  5. Wah aku baru tahu film ini kak.. seru ya membahas isu yang nggak biasa, apalagi untuk ukuran film korea. Nontonnya juga asik ya, legal dan update selalu lewat aplikasi viu!

    BalasHapus
  6. Zaman kerajaan di Korea masa lalu sepertinya tidak akan pernah habis untuk dikulik ya. Dan seru semua. Salut deh sama para pembuat ceritanya.

    BalasHapus
  7. Wow murmer banget paketan di Viu. Kupikir awalnya Viu ini cuma ada film Korea. Ternyata ada anime juga ya. Sukaaa. Aku juga pengen nonton nih kisah putri Pyeonggang. Genre fim kolosal gini sayang kalau nggak nonton langsung.

    BalasHapus
  8. saya suka banget dengan film-film yang membahas tentang kelebihan perempuan yang dapat membawa perubahan. kebetulan dulu thesis saya tentang perempuan. senang sekali rasanya bisa mengangkat bahwa perempuan itu bisa juga loh berpartisipasi dalam banyak hal. senang deh rasanya Viu menampilkan film-film yang mengangkat tema perempuan

    BalasHapus
  9. Aku ngikutin River When the Moon Rises ini di awal-awal, bagus lho. Karakter perempuannya juga oke banget. Sayangnya, begitu ganti pemeran lakinya, feelnya udah beda. Aku jadi ngambek dan gak lanjut nonton... hahaha.

    BalasHapus
  10. Aku tadinya pengen nonton drama ini, tp katanya di awal episode pemainnya diganti krn terdapat kasus itu ya.

    Jadi agak males buat lanjutin dramanya hehe.

    BalasHapus
  11. Wow ternyata daramanya bagus ya
    Aku masih ngikutin darama lainnya nih. Baca reviewnya bikin aku penasaran, terutama sama karakter pemeran utama perempuannya. Yes, aku juga ngefans sama dia pas nonton The Moon embracing the sun itu

    Bahas drakor, aplikasi favoritku ya pastinya Viu
    Banyak pilihannya, cepat updatenya dan gambarnya juga jernih

    BalasHapus
  12. Aku ngikutin drakor ini Mbak hehehe seru dan banyak yang bisa diambil hikmahnya. Belajar ngenal sejarah pula, Viu lengkap ya dan asik buat nonton

    BalasHapus
  13. waahh drakor kolosal sekarang sedang booming ya mbak. Senangnya punya aplikasi viu ya jadi nonton drakor tinggal pilih aja

    BalasHapus
  14. Wah keren banget ya karakter putri pyeong gang ini. Benar-benar wanita yang cerdas dan tangguh. Aku belum nonton sih drama yang ini. Baca review ini jadi tertarik buat nonton

    BalasHapus